Warga Banjar Jurang Batu, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, akhirnya bisa merasakan air bersih mengalir sampai ke kampung mereka. Selama puluhan tahun, mereka hanya mengandalkan air hujan dan membeli air tangki untuk kebutuhan sehari-hari.
Ada sekitar 51 kepala keluarga (KK) yang bermukim di dataran tinggi itu. Mereka kini gembira setelah beberapa keran air mulai dipasang PDAM Panca Mahottama Klungkung di sejumlah titik.
Keran air bersih itu memang belum sampai ke rumah-rumah warga. Ada yang dipasang di pinggir jalan, ada juga di kebun atau pekarangan. Untuk sementara, warga akan mengantre air bersih di keran-keran yang sudah terpasang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang warga, Ni Ketut Narmi, mengungkapkan sejak kecil hingga kini dia berusia 60 tahun, baru sekarang air ledeng masuk ke kampungnya. Selama ini mererka biasanya mengandalkan air tadah hujan, yang ditampung dalam wadah permanen yang disebut cubang.
Air hujan dari atap rumah dialirkan melalui pipa yang dibelah atau bilah bambu dan mengalir ke cubang tersebut. "Biasanya cubang baru terisi penuh selama dua bulan hujan dan akan dipakai pada saat musim kemarau tiba, tapi kali ini karena kemarau panjang, air sudah habis pada bulan Agustus lalu, sehingga sisanya harus membeli air," kata Namri, Selasa (12/12/2023).
Air yang dibeli digunakan untuk kebutuhan untuk kebutuhan sehari-hari dan minum ternak. Air dibeli dengan harga Rp 100 ribu per tandon (1.000 liter).
"Air itu cukup untuk kebutuhan selama kurang lebih 20 sampai 25 hari saja. Kalau keluarga besar pasti lebih banyak lagi," katanya.
Saat ini, ia sudah bisa merasakan adanya air bersih dari jaringan Perumda Air Minum dari tiga titik penempatan keran umum untuk warga setempat, yang dialirkan dari sumber air Guyangan, melewati Banjar Kelemahan dan turun ke Suana melalui Banjar Jurang Batu.
"Walaupun hanya keran umum, tapi kami bersyukur bisa mengurangi beban beli air," imbuhnya.
Plt Bupati Klungkung I Made Kasta mengatakan sebelumnya mereka sempat didatangi warga untuk memohon bantuan pengadaan jaringan air bersih di sana. Sementara, Perumda Air Minum Panca Mahottama terkendala anggaran sehingga belum sepenuhnya membangun jaringan pipa.
![]() |
"Karena ada tuntutan dan keluhan warga, kami koordinasi dengan Perumda, agar segera ditangani. Nyatanya hanya bisa memasang 1 km pipa ke daerah itu, sisanya lagi 1 km lagi, saya bantu dari donatur, " imbuhnya.
Kasta juga mengatakan, warga meminta agar air bisa mengalir ke rumah-rumah namun, rencana tersebut akan masih ditindaklanjuti oleh pihak Perumda.
Direktur Perumda Air Minum Panca Mahottama Klungkung, I Nyoman Renin Suyasa, mengatakan progress pelayanan air bersih kepada warga di Nusa Penida terus dikebut dan dimaksimalkan.
"Pemasangan pipa dan jaringan baru terus dilakukan, tidak saja di banjar tersebut, mudah-mudahan tuntas dan terlayani air semuanya hingga tahun 2024," kata Renin kepada detikBali, via pesan singkat WhatsApp.
Optimalisasi kapasitas sumber Mata Air Penida menjadi 50 liter per detik sedang dikerjakan, sehingga bisa mengaliri Desa Klumpu, Batumadeg, dan Bunga Mekar yang sebelumnya dilayani dari sumber Mata Air Guyangan.
Sementara untuk Mata Air Guyangan selain melayani Desa Batumadeg, menurutnya, akan dimaksimalkan untuk melayani kebutuhan air di wilayah timur Nusa Penida. "Target kami di 2024 semua terlayani air bersih, untuk kebutuhan masyarakat Nusa Penida dan menunjang perkembangan pesat pariwisata," tandas Renin.
(dpw/hsa)