Perempuan berkebaya merah itu menuangkan satu per satu bahan minuman ke dalam gelas shaker. Mulai dari daun basil, teh bunga telang, sirup apel, hingga perasan jeruk nipis. Ia lalu mengambil sebotol vodka dan menuangkan beberapa tetes minuman beralkohol itu ke dalam gelas yang sama.
Setelah mencemplungkan beberapa potong es kristal, perempuan dengan bunga kamboja kuning di telinganya itu menutup mulut gelas shaker tersebut. Ia lantas mengocoknya sekuat tenaga dengan senyum yang tak henti-henti mengembang di wajahnya.
Setelah beberapa detik, minuman berwarna keunguan dengan buih putih di atasnya itu dituangkan ke gelas saji. Slurp... koktail pun siap diminum.
Begitulah Made Nustri menunjukkan kepiawaiannya meracik minuman. Kelihaian tersebut diunggah melalui akun Instagramnya madenustri beberapa waktu lalu. Salah satu ciri khas konten bartender perempuan itu adalah mengolah minuman beralkohol sembari mengenakan kebaya khas Bali.
"Pakai baju adat Bali itu rasanya lebih feminim gitu," tutur Nustri saat ditemui detikBali di Jimbaran, Selasa (24/10/2023).
Nustri tak hanya jago membuat koktail. Influencer atau pemengaruh dengan 212 ribu pengikut di TikTok itu juga terampil dalam flair bartending atau juggling. Flair bartending adalah kemampuan seorang bartender untuk menghibur tamu dengan memainkan alat-alat bar dan botol minuman keras dengan teknik yang rumit sekaligus mempesona.
Pada video lainnya, Nustri berakrobat dengan melemparkan tiga botol vodka ke udara. Ia lantas menangkap botol berbahan kaca itu secara bergantian dan diulangi beberapa kali. Tak satupun botol minuman keras itu yang terjatuh. Bak menari, Nustri juga piawai mengayunkan botol-botol minuman itu dengan teknik juggling lainnya.
"Flair itu sudah susah, ditambah pakai kebaya dan high heels lagi. Itu kesulitannya makin nambah, harus konsentrasi penuh agar bisa seimbang," tutur Nustri.
![]() |
Selain aktif di TikTok, Nustri juga mengunggah konten-kontennya itu melalui akun Instagram-nya yang memiliki 144 ribu pengikut. Bahkan, dia dipercaya menjadi brand ambassador untuk beberapa produk yang memberinya endorsemen.
Walhasil, konten-konten Nustri saat meracik minuman maupun juggling di media sosial mendatangkan cuan. Perempuan asal Ungasan, Kuta Selatan, itu enggan menyebut secara rinci penghasilannya sebagai kreator konten di media sosial. Namun, ia mengaku bisa meraup puluhan juta rupiah dalam sebulan.
Nustri memasang tarif mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk sekali unggah produk di akun media sosialnya. Selain menerima produk minuman beralkohol,
Nustri juga menerima endorsemen produk nonalkohol. "Nggak pernah kepikiran bisa jadi selebgram atau content creator," ungkap Nustri.
Nustri mulai tertarik dengan dunia bartender saat pagebluk COVID-19 melanda pada 2020. Ketika itu, ia belajar flair bartending untuk dapat mengikuti berbagai kompetisi. Dia pernah lolos audisi pencarian bakat Indonesia's Got Talent di Bali dan berangkat ke Jakarta.
Ia tak menampik bahwa kebanyakan pramutama bar dilakoni oleh laki-laki. Nustri pun sempat tak mendapat dukungan dari keluarganya ketika memilih menjadi bartender.
"Pertamanya tuh saya nggak ada dukungan. Katanya, cewek main botol buat apa sih," kenang Nustri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesenangan Nustri berakrobatik dengan botol-botol minuman juga mendatangkan risiko. Terlebih, dia harus berhadapan dengan benda berbahan pecah belah. Meski sempat terkena beling hingga kulitnya harus dijahit, dia tidak kapok.
"Kena beling kaca itu sudah biasa, pernah terkena kaca hingga dijahit tujuh jahitan. Pernah luka lebam juga. Itu sudah biasa karena risiko yang harus dihadapi," imbuhnya.
Perlahan-lahan, Nustri membuktikan bahwa pilihannya tidak salah. Bagi dia, profesi bartender tidak selalu tentang minuman beralkohol. Ia menuturkan seorang pramutama bar juga dapat berkreasi dengan meracik minuman tanpa harus mencampurkan alkohol.
"Ada minuman alkohol, ada juga mocktail yang nonalkohol. Jadi, anak-anak pun juga bisa belajar untuk menekuni hobi ini," ungkap Nustri.
Artikel ini ditulis oleh Rizky Wanda Yuliana peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(iws/gsp)