Beras menjadi salah satu komoditas pemicu inflasi di Provinsi Bali. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sejak 2022, laju pergerakan harga beras telah mengalami inflasi sebanyak 13 kali. Inflasi tertinggi terjadi pada September 2023 sebesar 6,38 persen.
Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Bali I Made Agus Adnyana mengatakan sepanjang tahun 2023 beras telah mengalami inflasi hingga menyentuh angka kumulatif sebesar 15,54 persen.
"Kenaikan harga beras dimulai dari produsen (petani), penggilingan, distributor hingga ke konsumen akhir," ungkap I Made Agus Adnyana, Senin (2/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan BPS, kenaikan harga beras terjadi merata di seluruh wilayah Bali. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan beras pada September 2023 di antaranya faktor cuaca El nino dan kebijakan pemberhentian ekspor beras oleh beberapa negara seperti India.
"Ini juga karena memang belum masa panen, kemarau dan beberapa hal. Sehingga di tingkat petani harga gabah sedikit meningkat. Makanya nilai tukar petani lebih dari 100 untuk tanaman pangan, dan disebabkan memang karena kenaikan harga gabah," imbuhnya.
Di sisi lain, beras termasuk dalam lima komoditas pemberi andil inflasi pada September 2023 sebesar 0,62 persen.
Bulog Jual Beras SPHP Murah di Buleleng
Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) bekerja sama dengan Pemkab Buleleng menjual beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) kepada masyarakat. Penyaluran akan dilakukan melalui koperasi yang ada di seluruh Kabupaten Buleleng.
Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM (KadisdagperinkopUKM) Dewa Made Sudiarta mengatakan ada sekitar 200 koperasi yang akan dilibatkan sebagai penyalur. Di mana penjualan beras SPHP ini menyasar semua kalangan masyarakat.
"Sasarannya ini seluruh masyarakat," ujar KadisdagperinkopUKM Buuleleng Dewa Made Sudiarta, Senin (2/10/2023).
Sudiarta mengatakan harga jual SPHP kepada masyarakat tidak boleh melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan yakni Rp 10.900 untuk beras kualitas medium.
"Tidak boleh dijual ke banyak tangan lagi. Langsung ke konsumen, atau bisa bekerja sama dengan toko lainnya dan ditentukan HET-nya itu tidak boleh melampaui Rp 10.900 di tangan konsumen," jelasnya.
Sudiarta berharap ke depan semakin banyak koperasi yang bisa menjadi mitra Bulog. "Kita harap nanti ini betul-betul bisa menjaga stabilisasi harga," imbuhnya.
Perwakilan Bulog Dewa Ayu Widya selaku Asman Perencanaan Operasional Data Pangan Bulog, mengatakan bahwa Bulog akan menggelontorkan sebanyak 520 ton hingga 1000 ton beras SPHP untuk Kabupaten Buleleng. Ia memastikan stok beras di Kabupaten Buleleng aman sampai awal tahun 2024.
"Penyaluran itu akan kita terus lakukan sampai harga beras stabil," ujarnya.
(dpw/hsa)