Kenaikan Harga Beras Kerek Inflasi Tahunan Bali

Kenaikan Harga Beras Kerek Inflasi Tahunan Bali

Ida Bagus Putu Mahendra - detikBali
Jumat, 01 Nov 2024 13:27 WIB
Plt Kepala BPS Bali, Kadek Agus Wirawan dalam pemaparannya, Jumat (1/11/2024). (Tangkapan layar YouTube BPS Provinsi Bali).
Foto: Plt Kepala BPS Bali, Kadek Agus Wirawan dalam pemaparannya, Jumat (1/11/2024). (Tangkapan layar YouTube BPS Provinsi Bali).
Denpasar -

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat terjadi inflasi di Bali sebesar 2,51 persen. Ini merupakan inflasi tahun ke tahun, yakni dari Oktober 2023 sampai Oktober 2024. Harga beras menyumbang angka paling besar terhadap inflasi di Bali.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Bali, Kadek Agus Wirawan, membeberkan selain beras dengan angka 0,28 persen, ada empat komoditas lain yang menyumbang angka inflasi di Bali.

"Lima komoditas dengan andil tertinggi menyebabkan inflasi adalah komoditas beras sebesar 0,28 persen, diikuti kopi bubuk, daging babi, sigaret putih mesin untuk rokok, dan minyak goreng," jelas Wirawan, dalam rilis yang dilihat detikBali di YouTube BPS Provinsi Bali, Jumat (1/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, dilihat dari kelompok pengeluaran, yang tertinggi memberikan andil terhadap inflasi tahun ke tahun adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Diikuti oleh penyedia makanan dan minuman (restoran), dan perawatan pribadi atau jasa lainnya.

Wilayah dengan inflasi tahunan tertinggi, lanjut Wirawan, adalah Kota Denpasar sebesar 2,96 persen. Sementara, daerah terendah berada di Buleleng dengan besaran inflasi 1,71 persen.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, Wirawan mengatakan inflasi bulanan berada pada angka 0,07 persen. Hal ini merupakan perbandingan antara September 2024 dengan Oktober 2024.

"Secara bulan ke bulan, Provinsi Bali pada Oktober 2024 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Ini dibandingkan dengan September 2024," jelasnya.

Komoditas kopi bubuk menjadi penyumbang inflasi bulanan tertinggi, yakni sebesar 0,04 persen. Diikuti dengan buncis, tomat, cabai rawait, dan sawi hijau.

BPS Provinsi Bali mengamati empat wilayah terjadi inflasi bulanan, yakni Buleleng, Denpasar, Badung, dan Tabanan. Buleleng menjadi wilayah tertinggi untuk inflasi bulanan, yakni sebesar 0,21 persen. Kemudian diikuti oleh Kota Denpasar sebesar 0,1 persen.

Sementara, Tabanan dan Badung, justru mengalami deflasi. "Inflasi bulanan, dari empat pengamatan, dua mengalami inflasi di Singaraja 0,21 persen, tertinggi, dan Kota Denpasar 0,1 persen. Sedangkan dua wilayah amatan, Tabanan dan Badung, mencatatkan deflasi," beber Wirawan.

Wirawan membeberkan sejumlah peristiwa di Bali memengaruhi harga sejumlah komoditas. Pekan pertama Oktober 2024 menjadi momentum berakhirnya rangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Pada awal Oktober 2024, terjadi kenaikan harga beberapa komoditas hortikultura di sejumlah wilayah. Mulai dari sayur, hingga buah-buahan.

Selain itu, pada awal Oktober 2024 juga diumumkan terjadi perubahan harga BBM, khususnya BBM nonsubsidi.

"Awal Oktober diumumkan perubahan harga BBM, khususnya BBM nonsubsidi. Seperti Pertamax, Pertamax Green Turbo. Ini memiliki pengaruh terhadap pencatatan inflasi yang kami hitung," pungkasnya.




(hsa/iws)

Hide Ads