Geliat Bengkel Kendaraan Custom di Bali

Lapsus Geliat Bengkel Kendaraan Custom di Bali

Geliat Bengkel Kendaraan Custom di Bali

Widyartha Suryawan - detikBali
Jumat, 14 Jul 2023 19:55 WIB
Co-Founder Tuksedo Studio, Laksmana Gusti Handoko, bersama salah satu mobil karyanya di Tuksedo Studio, Gianyar, Bali, Senin (8/05/2023).
Co-Founder Tuksedo Studio, Laksmana Gusti Handoko, bersama salah satu mobil karyanya di Tuksedo Studio, Gianyar, Bali, Senin (8/05/2023). Foto: Ni Kadek Ratih Maheswari/detikBali
Denpasar -

Industri kendaraan custom di Bali bergeliat. Para builder atau perakit kendaraan custom lokal tak hanya jago kandang. Karya mereka dipamerkan di luar negeri dan diboyong para pesohor Tanah Air.

Salah satu builder beken asal Bali adalah Komang Gede Sentana Putra alias Kedux. Pria asal Banjar Tainsiat, Denpasar, itu sudah beberapa kali melawat ke luar negeri untuk mengikuti pameran motor custom. Karyanya pernah dipamerkan di Mama Tried Show, Amerika Serikat (2020), hingga Hot Rod Custom Show Moon Eyes Yokohama, Jepang (2021).

Pada Februari 2023, karya Kedux yang berkolaborasi dengan sebuah merek cat dipamerkan di Osaka Auto Messe (OAM). Dia menampilkan tangki bensin yang dengan motif menyerupai jilatan lidah api yang terinspirasi dari mitologi Banaspati di Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komang Gede Sentana Putra alias Kedux bersama dengan motor custom buatannya di Kedux Garage, Denpasar, Rabu, (10/05/2023).Komang Gede Sentana Putra alias Kedux bersama dengan motor custom buatannya di Kedux Garage, Denpasar, Rabu, (10/05/2023). Foto: Dewa Kumara


Kedux mengaku terobsesi dengan motor besar Harley Davidson. Ia berhasil membuat motor custom pertamanya pada 2008. "Saya terobsesi dengan Harley, terus saya modif motor sendiri hingga menyerupai motor Harley," kenangnya kepada detikBali, di bengkelnya, Kedux Garage, Mei lalu.

Bengkel kendaraan custom di Bali mendapat sorotan seusai Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet membeli dua mobil klasik, Mercedes Benz 300SL Gullwing dan Porsche 550 Spyder, seharga Rp 7 miliar pada April lalu. Mobil klasik tiruan tersebut dibuat oleh Tuksedo Studio.

ADVERTISEMENT

Pebalap Formula 1 Charles Lecrec juga kepincut motor custom yang dibuat oleh Malamadre Motorcycles Canggu. Pebalap itu membeli motor custom Scorpio 225 cc itu saat liburan di Bali beberapa waktu lalu.

Bagaimana cerita perakit motor custom elektrik dan mobil klasik tiruan? Baca selengkapnya di sini.

Cerita builder motor custom asal Pulau Dewata lainnya, I Gusti Ngurah Putra Darmagita, tak kalah menarik. Dia adalah sosok di balik Electric Wheel, bengkel yang fokus mengerjakan motor custom listrik.

Pria berusia 37 tahun itu bahkan mengeklaim menjadi pelopor motor custom setrum di Bali. Salah satu motor buatannya, Chopper Electric, dibeli oleh Bamsoet.

"Kami yang pertama bisa custom motor listrik di Bali. Saat kontes motor listrik pertama di Indonesia, bengkel kami satu-satunya peserta dari Bali," tutur Darmagita, pertengahan Mei lalu.

Menurut Darmagita, bengkel Electric Wheel miliknya yang berlokasi di kawasan Peguyangan Kangin, Denpasar, menjadi bengkel bersertifikasi pertama di Bali. Bengkel tersebut memiliki kapasitas untuk melakukan uji kelayakan konversi terhadap motor custom elektrik.

Darmagita yang pernah mewakili Indonesia untuk mengikuti kontes motor di Malaysia dan Thailand pada 2013 itu menyebut motor listrik maupun motor berbasis BBM memiliki pasarnya masing-masing. Bedanya, mesin motor listrik harganya lebih mahal meskipun tarif merakitnya sama dengan motor berbahan bakar fosil.

"Motor bensin menggunakan mesin seharga Rp 7 juta, sedangkan untuk elektrik dengan spesifikasi yang sama butuh Rp 30 juta. Kalau biaya custom-nya sama, yaitu sekitar Rp 20 juta," tutur Darmagita.

Mobil klasik tiruan buatan Tuksedo Studio, Gianyar, Bali, Senin (8/5/2023).Mobil klasik tiruan buatan Tuksedo Studio, Gianyar, Bali, Senin (8/5/2023). Foto: Ni Kadek Ratih Maheswari/detikBali

Cerita lain datang dari Laksamana Gusti Handoko. Co-Founder Tuksedo Studio itu membuat mobil klasik tiruan.

Menurut Gusti, tim Tuksedo Studio membuat mobil custom klasik dari nol, kecuali mesin. Lantaran proses pembuatan yang manual itulah, mereka kerap mengulang dari awal jika gagal atau menemui kesalahan dalam menerjemahkan cetak biru mobil yang hendak dibangun.

"Di Tuksedo setiap saat ada salahnya, karena semuanya handmade. Separah-parahnya kesalahan dalam pabrik, sudah pasti ada sistemnya, sedangkan Tuksedo membuat persis seperti aslinya, sehingga segala proses pasti sulit," kata Gusti di Tuksedo Studio, Gianyar, Mei lalu.

Tuksedo Studio menjual mobil klasik tiruan mulai dari Rp 1,8 miliar hingga Rp 5 miliar. "Berhasil membuat mobil dan setiap kali mobil baru berhasil terselesaikan sungguh menyenangkan," tutur Gusti.

Tuksedo Studio telah membangun ulang sejumlah mobil langka di dunia. Mobil-mobil tersebut, di antaranya Porsche 356 A Coupe, Porsche 550Spyder, Mercedes Benz 300 SLGullwing, Toyota 2000 GT 1968, Jaguar XK 120, Ferrari 250GTO, hingga Maserati 450S.

Apa saja tantangan bagi industri kendaraan custom? Baca selengkapnya di sini.

Geliat industri kendaraan custom di Bali menemui tantangan tersendiri. Salah satunya adalah belum tersedianya payung hukum yang mengatur kendaraan yang dibangun ulang tersebut. Kendaraan custom juga dianggap belum memenuhi standar keselamatan layaknya kendaraan pabrikan.

Pejabat Administrasi (Pamin) Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) Polda Bali Ipda I Putu Agus Ananda Kusuma mengungkapkan tak sedikit masyarakat yang berkendara di jalan raya dengan mengedepankan estetika semata. Pada saat yang sama, mereka mengabaikan keselamatan dan kenyamanan.

"Keren itu tidak harus dengan cara melanggar. Saat (kendaraan) custom itu diubah menjadi ajang melanggar, itu yang masalah," kata Ananda di Kantor Pelayanan BPKB Polda Bali, Rabu (10/5/2023).

Penggemar motor custom Komang Chrisna Adi Putra di Bali, beberapa waktu laluPenggemar motor custom Komang Chrisna Adi Putra di Bali, beberapa waktu lalu Foto: Dok. Pribadi


Adapun, pakar keselamatan berkendara, Jusri Pulubuhu, mengatakan kendaraan custom tetap harus mendapat sertifikasi uji kelayakan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Uji kelayakan ini wajib diurus oleh pengguna kendaraan custom jika hendak menggunakannya di jalan raya.

"Secara estetika sudah top, keren, awesome. Tapi apakah itu layak dipakai? Masih perlu sertifikasi," ujar Jusri.

Pembaca detikBali, kami merangkum sejumlah kisah para builder dan geliat kendaraan custom di Bali. Selamat membaca!

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Halaman 2 dari 3


Simak Video " Video: Pria Tewas Tenggelam saat Tolong Anaknya Diterjang Ombak"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/gsp)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikbali

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads