Belasan hektare lahan padi di Subak Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali, diserang organisme pengganggu tanaman (OTP) alias hama. Padi yang baru berumur satu bulan sebagian menguning, bahkan ada yang mati. Jika dibiarkan, dipastikan padi yang sudah menguning akan mati dan puso alias tidak mengeluarkan bulir beras.
"Ini kami sedang berupaya menanganinya, kata dari petugas pertanian ini hama penggerek batang, yang datang dari wereng jenis tertentu," kata salah seorang petani yang padinya terserang hama, I Dewa Gede Rai (67), Jumat (30/6/2023).
Dewa menceritakan padinya sudah mengalami perubahan saat berumur dua minggu. Saat itu warnanya menguning, padahal tidak kekurangan air. Kondisi itu kemudian merembet ke lahan lainnya hingga ke sawah-sawah milik petani lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Punya saya cuma 55 are, kalau total di sini mungkin ada 15 hektare yang kena, itu rata-rata yang menanam dalam waktu bersamaan, dari luasan Subak Takmung totalnya 200 hektare lebih," katanya.
Penanganan dilakukan dengan penyemprotan serentak. Dinas Pertanian Klungkung juga sudah membantu obat-obatan untuk menyemprot hama tersebut.
"Setelah disemprot, dikeringkan dulu airnya, setelah kering baru isi kembali, keringkan lagi, begitu sebanyak dua kali hingga hamanya hilang," jelas Dewa.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Klungkung Ida Bagus Gede Juanida mengaku sudah berupaya mengendalikan hama penggerek batang yang menyerang sawah petani.
Baca juga: Koster Tolak Bawang Putih Impor Masuk Bali |
"Tim langsung turun ke subak-subak yang mengalami kendala tersebut, dengan melakukan penyemprotan massal dan sosialisasi pemeliharaan agar mengurangi kerugian petani," kata Juanida.
Lanjut Juanida, Distan Klungkung juga memantau subak-subak lain di luar Subak Takmung. "Agar wabah tidak terlalu banyak sehingga hasil padi petani tetap bisa maksimal," harapnya.
Luas sawah atau lahan basah di Klungkung sekitar 3.572 hektare dan saat ini terisi padi sekitar 60 persen. Sistem pengairan subak dilakukan bergiliran, sehingga ada yang menanam padi dan sebagian palawija agar kebutuhan air tercukupi.
"Untuk pengendalian hama tanaman, Pemkab Klungkung saat ini juga sedang mengembangkan pertanian ramah lingkungan dengan memanfaatkan pupuk kompos yang dihasilkan Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center. Pupuk ini diberikan gratis kepada petani," tandas Juanida.
(hsa/hsa)