Sektor Kelautan dan Perikanan Diprediksi Jadi Kekuatan Utama Perekonomian Bali

Denpasar

Sektor Kelautan dan Perikanan Diprediksi Jadi Kekuatan Utama Perekonomian Bali

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Selasa, 30 Mei 2023 17:42 WIB
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Putu Sumardiana ketika ditemui di Kopi Bali House Sanur, Denpasar, Bali pada Selasa (30/5/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Foto: Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Putu Sumardiana ketika ditemui di Kopi Bali House Sanur, Denpasar, Bali pada Selasa (30/5/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Denpasar -

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali Putu Sumardiana memprediksi sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi kekuatan utama perekonomian Bali ke depannya.

Untuk diketahui, transformasi perekonomian Bali melalui konsep Ekonomi Kerthi Bali kini bertumpu pada kekuatan dan potensi yang ada di alam Bali, yakni pertama, sektor pertanian dan kedua, sektor kelautan dan perikanan.

"(Sektor kelautan dan perikanan) Kemungkinan pasti jadi (sektor pertama) karena ke depan lahan pertanian semakin menyempit," ujarnya, Selasa (30/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, sektor kelautan dan perikanan sendiri tetap eksis ketika pandemi COVID-19. Hal tersebut terbukti dari cukup tingginya ekspor produk perikanan di Bali selama pandemi COVID-19.

Berdasarkan keterangan tertulis Pemprov Bali, pada 2021, ekspor produk perikanan di Bali mencapai 26.825 ton dengan nilai US$ 131,25 juta. Sedangkan volume ekspor pada 2022 mencapai lebih dari 26.468 ton dengan nilai US$ 136,80 juta.

ADVERTISEMENT

"Kemudian yang tadinya orang bekerja di pariwisata beralih ke sektor kelautan. Itu artinya potensi kelautan dan perikanan di Bali cukup besar, baik itu perikanan tangkap maupun perikanan budidaya," terangnya.

Sehingga, kata Sumardiana, tidak salah jika Pemprov Bali menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai sektor unggulan dalam perekonomian Bali.

"Selama ini memang Bali juga dibilang sebagai Hub yang artinya penerbangan direct eksporperikan dari Bali cukup banyak. Kemudian, potensi-potensi ikan yang paling banyak adalah tuna, kakap, kerapu, dan cumi," terangnya.

Meskipun demikian, Sumardiana mengaku hingga kini tingkat konsumsi ikan di masyarakat masih rendah. Sehingga hal tersebut masih menjadi pekerjaan rumah untuk DKP.

"Ini mungkin karena dari pengolahannya agak sulit dan harga ikan yang boleh dibilang lebih mahal jika dibandingkan dengan ayam," kata Sumardiana.

Terkait hal tersebut, iya mengaku terus berupaya dalam meningkatkan minat konsumsi ikan di masyarakat. Misalnya, seperti melakukan aksi Gemarikan di beberapa daerah seperti Buleleng, Tabanan, Bangli dan lainnya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads