Gubernur Bali Wayan Koster menyebut transformasi ekonomi Pulau Dewata akan didukung oleh dua sektor utama, yaitu pertanian dan perikanan atau kelautan. Hal ini dimaksudkan supaya ekonomi Bali tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata yang pada pandemi COVID-19 tiga tahun lalu berdampak luar biasa negatif.
"Dengan pengalaman hampir tiga tahun dilanda COVID-19, pariwisata Bali yang berkontribusi lebih dari 54 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali itu mengalami keterpurukan luar biasa," ujarnya dalam sambutan acara Indonesia Tuna Conference (ITC) dan 7th International Coastal Tuna Business Forum, Kuta, Badung, Bali, Rabu (24/5/2023).
Akibat fokus hanya pada sektor pariwisata itulah, sambung Koster, pertumbuhan ekonomi Bali minus 9,31 persen pada 2020 atau tahun awal pandemi. Kontraksi pertumbuhan ekonomi yang terendah dan terparah sepanjang sejarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak cukup sampai di situ, lanjutnya, Bali kembali mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi hingga minus 2,74 persen pada 2021. Barulah pada 2022, pertumbuhannya positif di level 1,46 persen.
Pertumbuhan ekonomi Bali membaik seiring dengan perubahan status pandemi menjadi endemi. Kemudian juga pemulihan sektor pariwisata. Walhasil pada kuartal I 2023, ekonomi Bali berhasil melampaui target, yakni 6,04 persen, atau melebihi rata-rata nasional sebesar 5,4 persen.
Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan terus meningkat, sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk mendongkrak transformasi ekonomi Bali. Terutama, dari sektor pertanian dan perikanan/kelautan. Di sektor pertanian, misalnya, ia mengaku akan menekan alih fungsi lahan.
Ia tidak merinci upaya menekan alih fungsi lahan yang dimaksud, namun ia mengisyaratkan akan membatasi. Di sisi lain, Bali akan mengembangkan pertanian organik. "Pertanian organik ini kalau bisa 70 persen lebih. Jadi, pada 2024, semua (pertanian) sudah organik," jelasnya.
Kemudian, Koster melanjutkan sektor pertanian digenjot agar mampu menekan laju impor beras. Sebaliknya, produksi beras akan ditingkatkan. Toh, Bali sudah surplus beras.
Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) menuturkan bakal membentuk Bali Development Fund. PPN mengungkap bahwa Bali Development Fund akan mendukung transformasi ekonomi Bali.
"Bali Development Fund akan mendukung upaya transformasi ekonomi Kerthi Bali dengan menggunakan dana-dana nonpemerintah," tutur Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN Amalia di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (22/5/2023).
Menurut Amalia, transformasi ekonomi Bali tidak bisa hanya mengandalkan dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah. "Tapi, ada dana lain yang potensinya bisa kami mobilisasi," terang dia.
(BIR/hsa)