Cabai rawit menjadi komoditas utama penyumbang inflasi gabungan dua kota, yakni Kota Denpasar dan Singaraja selama Maret 2023.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Hanif Yahya menerangkan pada Maret 2023 inflasi gabungan dua kota tersebut sebesar 0,07 persen.
Kemudian, inflasi year to date (ytd) sebesar 0,80 persen dan inflasi year on year (yoy) 5,46 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BPS Provinsi Bali pun mencatat cabai rawit menyumbang inflasi gabungan secara month to month (mtm) sebesar 19,30 persen dan secara year on year (yoy) sebanyak 100,23 persen.
"Kami telah memberikan sinyal kepada pemerintah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk bisa mengambil tindakan (terkait komoditas penyumbang inflasi). Ini tentunya harus ada antisipasi untuk bulan April," kata Hanif di Kantor BPS Bali, Senin (3/4/2023).
Dirinya menilai TPID dapat mengantisipasi hal tersebut dengan mulai mensuplai cabai rawit kepada masyarakat sehingga nantinya harga cabai rawit dapat dikendalikan.
"Kenaikan harga itu tentu harus bisa dikendalikan dan TPID ini yang bisa memengaruhi atau mengambil kebijakan," sebutnya.
Hanif mengingatkan penurunan harga komoditas dapat berdampak pada segala aspek lapisan masyarakat.
"Tidak hanya konsumen akhir tapi nanti akan ada pengaruh ke produsennya," kata Hanif.
Inflasi gabungan dua Kota Denpasar dan Singaraja sejatinya mengalami penurunan bila dibandingkan dengan inflasi pada Februari.
"Februari inflasi year on year-nya 6,35 persen dan sekarang (Maret) inflasi sudah mencapai 5,46 persen. Ini sebuah kondisi atau sinyal yang baik bahwa kestabilan harga di Bali ataupun di dua kota yang menjadi kota inflasi di Bali, sudah mulai terkendali," terangnya.
Dirinya pun berharap untuk bulan-bulan selanjutnya TPID mampu menjaga kestabilan harga sehingga target inflasi dari Pemerintah Daerah (Pemda) dapat dipenuhi.
Tercatat, Kota Denpasar mengalami inflasi 0,03 persen pada Maret 2023 dan menempati urutan terakhir dari 65 kota di Indonesia yang tercatat mengalami inflasi. Kemudian, Kota Singaraja, sambung Hanif, mengalami inflasi sebesar 0,42 persen atau menempati peringkat ke-29.
(hsa/iws)