Atas kegiatan ini, warga setempat menerima dengan senang hati. Salah satu warga bernama Herman Laning mengucapkan terima kasih dan syukur karena di tengah kenaikan harga beras, Bulog hadir dan menjawab kebutuhan masyarakat.
"Intinya warga Liliba bersyukur karena di tengah kesulitan harga sembako melambung naik, Bulog bisa menjawab kebutuhan kami dengan melaksanakan operasi pasar murah," ujarnya saat diwawancara detikBali.
Ia menyebut persyaratan yang harus dibawa saat yaitu Kartu Keluarga (KK). "Datang antre harus serahkan fotokopi KK agar dapat nomor antrean dan bisa kebagian karena ini khusus untuk warga Liliba," katanya.
Asisten Manager Penjualan Ritel dan Langsung Perum Bulog NTT I Gusti Ngurah Gde Budiasa mengatakan operasi pasar murah ini terselenggara atas kerja sama tim pengendalian inflasi daerah dan Bank Indonesia. "Jadi, kami langsung ke masyarakat. Tujuannya agar harga dipasaran bisa menurun sehingga inflasi teratasi.
Ia menerangkan sembako yang dibawa saat operasi pasar murah di antaranya beras sebanyak 2 ton, minyak goreng 120 liter, gula pasir 100 kilogram, bawang merah dan bawang putih masing-masing 100 kilogram, terigu 40 kilogram dan telur 60 rak."Sesuai stoknya yang kami bawa habis terjual kepada masyarakat," terangnya.
Ia mengakui banyak masyarakat tidak kebagian karena stok yang terbatas."Sebenarnya kalau untuk mencukupi kebutuhan masih banyak masyarakat yang belum kebagian karena pagu kami per hari itu yang disediakan agar di kelurahan lain juga bisa kebagian," ungkapnya.
Bulog akan tetap melaksanakan operasi pasar murah setiap hari hingga Juni, namun akan dilakukan evaluasi saat harga beras di pasaran sudah stabil. "Setiap hari tetap kami buka. Hari minggu juga tidak libur. Nanti kami evaluasi juga kalau harga beras sudah normal, akan kami hentikan operasinya," jelasnya.
Bagi masyarakat yang tidak kebagian, lanjutnya, bisa langsung ke kantor Bulog yang juga menyelenggarakan operasi pasar.
(efr/hsa)