Ayah Kesepian Perkosa 2 Putri Kandung hingga Kontroversi Kasus Mr Terimakasih

Bali Sepekan

Ayah Kesepian Perkosa 2 Putri Kandung hingga Kontroversi Kasus Mr Terimakasih

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 26 Okt 2025 09:54 WIB
ilustrasi
Ilustrasi kekerasan seksual. (Foto: Edi Wahyono)
Denpasar -

Sejumlah peristiwa di Bali menjadi sorotan pembaca detikBali dalam sepekan terakhir. Salah satunya terkait kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang ayah terhadap dua putrinya di Kecamatan Baturiti, Tabanan.

Berikutnya, kasus bunuh diri mahasiswa Universitas Udayana (Unud) berinisial TAS juga masih menjadi perhatian pembaca. Terbaru, polisi memeriksa ponsel serta laptop dalam penyelidikan kasus bunuh diri mahasiswa FISIP Unud tersebut.

Kasus ulah pati lainnya pada pekan lalu terjadi di sebuah kamar kos di Denpasar. Kali ini, seorang seniman tato mengakhiri hidupnya dengan gantung diri saat melakukan live TikTok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada pula kasus yang melibatkan pegiat media sosial (medsos) asal Rusia, Sergei Domogatskii (40) alias Mr Terimakasih. Ia dipolisikan oleh belasan warga asing terkait dugaan investasi bodong di Bali. Di sisi lain, Sergei juga melaporkan dirinya menjadi korban penculikan dan penganiayaan.

Simak ulasan selengkapnya dalam rubrik Bali Sepekan berikut ini:

ADVERTISEMENT

Ayah Kesepian Tega Setubuhi 2 Putri Kandung

Seorang ayah di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, tega menyetubuhi dua putri kandungnya. Pelaku tega memerkosa dua anak gadisnya karena dorongan nafsu setelah ditinggal meninggal istri.

"Laporannya sudah kami terima. Pelaku masih terlapor sembari menggali keterangan para saksi," kata Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP Teddy Satria Permana di Polsek Marga, Jumat (24/10/2025).

Kedua korban diketahui berusia 15 tahun dan 12 tahun. Aksi bejat itu dilakukan secara berulang sejak 2023 hingga terakhir pada Oktober 2025.

Teddy menambahkan saat ini pelaku telah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, kedua korban dititipkan di rumah paman mereka.

"Tapi terlapor sementara ini sudah diamankan. Sedangkan korban dititipkan di rumah pamannya. Kedua korban mengalami kondisi psikologis yang sangat berat," tegasnya.

Polisi memastikan terlapor tidak mengalami gangguan jiwa. "Menurut kami tidak ada gangguan jiwa dan kesehatan. Karena terlapor menceritakan dengan runut dan lancar dalam menjelaskan," pungkas Teddy.

Penyelidikan Kasus Bunuh Diri Mahasiswa Unud

Gedung FISIP Unud Kampus Sudirman, tempat mahasiswa lompat bunuh diri, Rabu (15/10/2025). (Fabiola Dianira)Gedung FISIP Unud Kampus Sudirman, tempat mahasiswa lompat bunuh diri, Rabu (15/10/2025). (Fabiola Dianira)

Kepolisian Daerah (Polda) Bali masih menyelidiki kasus bunuh diri mahasiswa Universitas Udayana (Unud) berinisial TAS (21). Polisi juga mengecek ponsel dan laptop TAS untuk mendapatkan bukti yang memicu TAS mengakhiri hidupnya.

"Masih kami selidiki isi ponsel dan laptop (korban). Itu yang sedang kami dalami," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali, Kombes Ariasandy, Kamis (23/10/2025).

Berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi, Ariasandy berujar, TAS memiliki masalah kesehatan kejiwaan. Hal itu diketahui dari pemeriksaan kepada 21 saksi.

Para saksi yang mayoritas dosen dan mahasiswa lain mengaku kerap melihat TAS marah hingga mengancam akan bunuh diri dengan cara melompat dari ketinggian. Meski begitu, kondisi TAS biasanya kembali normal setelah ditenangkan dosen atau teman-temannya.

"Korban ini marahnya meledak-ledak, tantrum, sering memukulkan kepalanya sendiri. Setelah sadar, dia meminta maaf kepada teman-temannya karena sudah membuat kegaduhan. Jadi, selama ini teman sekelasnya tidak ada yang mem-bully karena semua teman dan dosennya tahu kondisinya dia," tutur Ariasandy.

Polisi telah mengecek rekaman tiga kamera pemantau atau CCTV di lantai empat gedung FISIP Unud sejak Senin (20/10/2025). Namun, tidak ada rekaman yang menayangkan langsung TAS melompat dari lantai empat.

Sebelumnya, ayah TAS, Lukas Diana Putra, mendatangi Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar. Lukas telah membuat aduan masyarakat (dumas) terkait penyebab kematian TAS pada Sabtu (18/10/2025).

Lukas meminta polisi menjelaskan terkait kronologi tewasnya TAS dan mengusut tuntas kasus bunuh diri anaknya. Ariasandy mengatakan penyelidikan atas kasus bunuh diri TAS dilanjutkan hingga kini juga berdasarkan aduan masyarakat dari Lukas.

"Setelah ramai di media sosial, ada aduan masyarakat dari bapaknya. Ya, kami kroscek lagi," jelas Ariasandy.

Seniman Tato Gantung Diri Sambil Live Tiktok

Seorang pria berinisial T ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya, Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar, Bali, pada Rabu (22/10/2025). Seniman tato asal Semarang, Jawa Tengah, itu tewas gantung diri saat siaran langsung (live) di media sosial.

"Pada saat melakukan aksi gantung diri korban live di medsos Tiktok," kata Kepala Seksi (Kasi) Humas Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).

Sukadi mengatakan T semula datang ke studio tatonya di Jalan Nakula, Kuta, Kabupaten Badung, pukul 15.30 Wita. T juga sempat minum miras seorang diri di studio tempatnya bekerja itu. Sekitar pukul 17.00 Wita, T meminta izin ke beberapa rekan kerja untuk pulang ke kosnya.

"Seharusnya hari itu korban memang libur. Karena kemarin malam sudah (ajukan) izin libur untuk ganti ban motor," kata Sukadi.

Tak disangka, T pulang ke kos hanya untuk mengakhiri hidupnya. Hal diketahui salah seorang rekan kerja yang mendapat informasi kondisi T dari kekasihnya.

Pria yang juga karyawan di studio tato itu mendapat kabar berupa tangkap layar yang menayangkan aksi gantung diri T di kamar kosnya. Dia lalu bergegas menuju kos T untuk memastikan kabar itu.

"Saat sampai di lokasi kejadian, saksi melihat dari korden dengan cara membuka pintu yang saat itu tidak dikunci dan menyingkap korden kamar. Saat itu dilihat korban benar gantung diri," imbuhnya.

Sukadi mengungkapkan korban tewas tergantung lilitan tali plastik biru di lehernya dan memakai baju warna hitam serta celana pendek warna hitam. Tidak ada tanda kekerasan di jasad T.

Hanya gejala kematian akibat gantung diri saja yang nampak saat jasad Tomas diperiksa di lokasi kejadian. "Belum diketahui motif korban melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri di lokasi kejadian," pungkasnya.

Kontroversi Kasus Mr Terima Kasih

Sergei Domogatskii saat ditemui awak media di Sanur, Denpasar, Selasa (21/10/2025). (Aryo Mahendro/detikBali).Sergei Domogatskii saat ditemui awak media di Sanur, Denpasar, Selasa (21/10/2025). (Aryo Mahendro/detikBali).

Pegiat media sosial (medsos) asal Rusia, Sergei Domogatskii (40) alias Mr Terimakasih, dilaporkan ke Polda Bali atas dugaan kasus investasi bodong di bidang properti. Total sebanyak 12 warga negara asing (WNA) yang melaporkan Sergei.

"Yang lapor 12 orang. Semuanya orang asing," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Ariasandy, ditemui detikBali di kantornya, Kamis (23/10/2025).

Ariasandy mengatakan Sergei dilaporkan oleh belasan warga asing asal Belarus, Rusia, Perancis, dan Ukraina. Sergei dilaporkan terkait dugaan investasi bodong kepemilikan vila, townhouse, dan apartemen.

"Banyak orang yang merasa dirugikan oleh Sergei. Maka banyak yang mau melaporkan dia. Dugaan kami akan ada banyak lagi yang lapor," kata Ariasandy.

Ariasandy mengatakan dugaan investasi bodong itu berawal pada 2024. Saat itu, Sergei mengunggah ajakan berinvestasi di bidang properti di akun media sosialnya. Ada tiga pilihan investasi yang ia tawarkan. Yakni, investasi vila, apartemen, dan townhouse.

Dari unggahan itu, banyak pengikut Sergei di media sosial yang tertarik. Ariasandy mengatakan warga asing yang tertarik dengan ajakan berinvestasi itu menyetor sejumlah uang melalui sebuah perusahaan yang ditunjuk oleh Sergei.

"Perusahaannya mewakili Sergei atau perusahaan fiktif, itu masih kami selidiki," kata Ariasandy.

Menurutnya, ada sejumlah uang yang sudah disetor para warga asing yang melapor. Nominalnya, mulai dari US$ 200 ribu hingga 10 juta rubel. Penyetorannya, ada yang melalui transfer bank swasta di Indonesia dan ada yang berupa uang kripto secara online.

"Sekarang dugaan penipuan investasi itu sedang ditangani Dit Ressiber Polda Bali," pungkasnya.

Di sisi lain, Sergei sebelumnya juga membuat laporan atas tudingan penculikan dan penganiayaan ke Polda Bali. Sergei mengaku menjadi korban penculikan di kawasan Pelabuhan Sanur, Denpasar. Ia menyebut lima orang tak dikenal menganiayanya selama tujuh jam serta dipaksa menyerahkan uang US$ 1 juta.

"Saya diculik dari motor ke mobil. Kejadiannya, malam hari," kata Sergei saat ditemui di Pantai Sanur, Selasa (21/10/2025).

Sergei menjelaskan peristiwa itu terjadi saat dirinya mengendarai motor. Ia menyebut dua orang tak dikenal mengadangnya menggunakan mobil. Menurut dia, kedua orang itu berpakaian menyerupai seragam polisi dan mengenakan topeng hitam.

Halaman 2 dari 5


Simak Video "Video Pria 65 Tahun Perkosa Lansia di Mamuju, Kepergok Anak-Cucu Korban"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads