Menlu AS Tolak Rencana Pengakuan Negara Palestina

Menlu AS Tolak Rencana Pengakuan Negara Palestina

Matius Alfons Hutajulu - detikBali
Jumat, 05 Sep 2025 07:39 WIB
(FILES) US Senator Marco Rubio testifies before a Senate Foreign Relations Committee hearing on his nomination to be Secretary of State, on Capitol Hill in Washington, DC, on January 15, 2025. The United States, the worlds biggest donor, froze virtually all foreign aid on January 24, 2025, making exceptions only for emergency food, and military funding for Israel and Egypt. Secretary of State Marco Rubio sent an internal memo days after President Donald Trump took office vowing an America First policy of tightly restricting assistance overseas. No new funds shall be obligated for new awards or extensions of existing awards until each proposed new award or extension has been reviewed and approved, said the memo to staff seen by AFP. The sweeping order appears to affect everything from development assistance to military aid -- including potentially to Ukraine, which received billions of dollars in weapons under Trumps predecessor Joe Biden as it tries to repel a Russian invasion. (Photo by ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP)
US Senator Marco Rubio. Foto: AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS
Denpasar -

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menolak rencana Prancis dan sejumlah negara lain yang akan mengakui Palestina sebagai negara. Ia menegaskan negara Palestina tidak akan pernah terbentuk.

Dilansir detikNews, pernyataan itu disampaikan Rubio menanggapi wacana Israel untuk mencaplok wilayah Tepi Barat. Ia menyebut langkah Israel itu perlu dilakukan untuk menghancurkan prospek negara Palestina yang merdeka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa yang Anda lihat dengan Tepi Barat dan aneksasinya, itu bukanlah hal yang final, itu adalah sesuatu yang sedang dibahas di antara beberapa elemen politik Israel. Saya tidak akan memberikan pendapat tentang itu hari ini," kata Rubio kepada wartawan di Ekuador.

"Yang akan saya katakan kepada Anda adalah bahwa itu sepenuhnya dapat diprediksi," katanya.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Rubio menegaskan tidak akan ada negara Palestina. Ia menyebut negara Palestina terbentuk bukan dari pengakuan negara-negara lain,

"Kami memberi tahu semua negara ini sebelum mereka keluar dan mereka melakukan ini, tidak akan ada negara Palestina, karena bukan seperti itu cara terbentuknya negara Palestina, karena mereka mengadakan konferensi pers di suatu tempat. Kami memberi tahu mereka bahwa hal itu akan mengarah pada tindakan timbal balik semacam ini dan akan mempersulit gencatan senjata," ujar Rubio.

Ia juga mengulangi tuduhannya bahwa dorongan untuk mengangkat Otoritas Palestina, yang berbasis di Tepi Barat, telah membuat Hamas, saingannya, di Gaza, semakin berani. "Begitu, hari itu, Prancis mengumumkan hal yang mereka lakukan, hari itu juga, Hamas meninggalkan meja perundingan," imbuhnya.

Seperti diketahui, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan akan mengakui negara Palestina di KTT PBB pada 22 September lalu. Ia menyuarakan kekesalannya atas situasi kemanusiaan yang mengerikan dan apa yang ia lihat sebagai sikap keras kepala Israel.

Artikel ini telah tayang di detikNews, baca selengkapnya di sini




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads