Berawal PBB 250%, Bupati Pati Dilempari dan Kini Terancam Dimakzulkan

Regional

Berawal PBB 250%, Bupati Pati Dilempari dan Kini Terancam Dimakzulkan

Tim detikJateng - detikBali
Kamis, 14 Agu 2025 07:56 WIB
Massa membakar mobil polisi saat berunjuk rasa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). Unjuk rasa yang berakhir ricuh itu karena massa kecewa dan menilai tuntutan mereka agar Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya tidak segera dipenuhi. ANTARA FOTO/Aji Styawan/nym.
Aksi unjuk rasa di Kabupaten Pati berakhir ricuh. (Foto: ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)
Denpasar -

Aksi unjuk rasa menuntut Bupati Pati, Sudewo, mundur dari jabatannya berakhir ricuh, Rabu (13/8/2025). Kericuhan diwarnai pelemparan botol air mineral, alas kaki, hingga pembakaran mobil polisi. Sedikitnya 34 orang mengalami luka-luka, dan 11 orang diamankan karena diduga menjadi provokator.

Aksi ini dipicu kebijakan Sudewo yang sempat menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen pada tahun 2025. Meski kemudian meminta maaf, warga tetap menggelar aksi besar-besaran menuntut Sudewo turun dari kursi bupati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kronologi Kericuhan

Aksi awalnya berjalan tertib. Massa berkumpul di depan kantor Bupati Pati sambil membawa berbagai spanduk dan poster tuntutan. Suasana mulai memanas saat peserta aksi mendesak Sudewo keluar menemui mereka.

Bupati Pati itu akhirnya muncul dari kendaraan taktis petugas dan menyampaikan permintaan maaf di hadapan massa. "Saya mohon maaf," kata Sudewo, dilansir dari detikJateng.

ADVERTISEMENT

Namun, permintaan maaf itu tak meredam emosi. Massa kembali ricuh dan melempari Sudewo dengan botol air mineral, alas kaki, hingga barang lainnya. Polisi dan ajudan Sudewo menangkis lemparan menggunakan tameng. Tak lama kemudian, Sudewo kembali masuk ke mobil dan meninggalkan lokasi.

Tuntutan Pemakzulan

Selain mendesak mundur, massa menuntut DPRD Pati memproses pemakzulan terhadap Sudewo. Ketua Pansus Pemakzulan Bupati Pati, Teguh Bandang Waluyo, mengatakan DPRD telah membentuk pansus untuk membahas hal itu.

"Kita sudah melakukan pembahasan, langkah yang diambil seperti apa. Besok ada pansus rapat kerja waktu, karena permintaan mau tidak mau harus terbuka siapapun boleh masuk. Biar kita terbuka kepada masyarakat," ujarnya di DPRD Pati.

Rapat pansus akan dimulai Kamis (14/8) dengan agenda pertama membahas pengisian jabatan Direktur RSUD RAA Soewondo Pati yang dinilai tidak sah. "Kalau memang terbukti dan bermasalah maka akan dimakzulkan," tegas Bandang.

Sudewo Tolak Mundur

Personel kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa usai terjadi kericuhan unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). Unjuk rasa yang berakhir ricuh itu karena massa kecewa dan menilai tuntutan mereka agar Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya tidak segera dipenuhi. ANTARA FOTO/Aji Styawan/nym.Personel kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa usai terjadi kericuhan unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). (ANTARA FOTO/Aji Styawan/nym).

Menanggapi tuntutan warga, Sudewo menegaskan tidak akan mengundurkan diri. "Kalau saya dipilih oleh rakyat secara konstitusional. Secara demokratis jadi tidak bisa saya harus berhenti dengan tuntutan itu semua ada mekanisme," katanya di Pendopo Kabupaten Pati.

Sudewo mengaku baru beberapa bulan menjabat dan akan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran. Dia berkomitmen memperbaiki kebijakan di masa mendatang.

Mobil Polisi Dibakar

Kericuhan berlanjut saat massa membakar satu unit mobil polisi dari Propam. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengatakan pihaknya akan menyelidiki kasus itu.

"Menjelang siang ada kelompok lain sifat anarkis sehingga merusak suasana unjuk rasa yang damai," ujarnya. Polisi menduga aksi ini ditunggangi pihak luar yang memprovokasi massa.

11 Orang Diamankan

Sebanyak 11 orang yang diduga provokator diamankan. Mereka masih diperiksa di Mapolres Pati. "Saat ini pelaku menjadi provokator 11 yang kita lakukan pengamanan. Saat ini kita lakukan pendataan dan dilakukan pemeriksaan," kata Artanto.

Pengamanan melibatkan jajaran Polda Jawa Tengah, Polresta Pati, dan polres jajaran yang diperbantukan.

34 Orang Terluka

Polisi mencatat 34 orang terluka akibat aksi anarkis, terdiri dari masyarakat dan anggota Polri. Tujuh anggota Polri mengalami luka lebam, robek kulit, hingga benturan di kepala.

Kapolsek Pati Kota, Iptu Heru Purnomo, menjadi salah satu korban. Ia mengalami luka di kepala dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. "Kondisinya masih pusing karena kena benturan di kepala. Untuk pemeriksaan CT scan," kata Kabiddokkes Polda Jateng, Kombes Pol. drg. Agustinus M.H.T.

Selain itu, seorang anggota Polri baru masuk rumah sakit dengan luka robek di kaki. Korban dari masyarakat umumnya mengalami sesak napas akibat gas air mata serta luka memar akibat benturan.

Tidak Ada Korban Jiwa

Polisi membantah adanya korban jiwa dalam peristiwa ini. Sebelumnya, Teguh Bandang Waluyo sempat menyebut ada dua korban meninggal, namun kemudian meralat pernyataannya.

"Memang tidak ada korban jiwa, tadi saya hanya membacakan kabar dari masyarakat," kata Bandang saat dihubungi detikJateng.

Artikel ini telah tayang di detikJateng. Baca selengkapnya di sini!

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Bupati Pati Minta Maaf soal 'Tantang' Warga Pati Demo, Jelaskan PBB 250%"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads