Denpasar Darurat Sampah, Sungai Dipenuhi Limbah Plastik

Denpasar Darurat Sampah, Sungai Dipenuhi Limbah Plastik

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Rabu, 13 Agu 2025 12:29 WIB
Petugas saat membersihkan sampah di sungai wilayah Denpasar.
Petugas saat membersihkan sampah di sungai wilayah Denpasar. (Foto: dok. Dinas PUPR Denpasar)
Denpasar -

Volume sampah yang diangkut dari sungai dan saluran drainase di Denpasar meningkat setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung hanya menerima sampah jenis residu. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kota Denpasar Gandhi Dananjaya Suarka.

Sebelumnya, rata-rata volume sampah dari sungai dan drainase mencapai 25,42 ton per hari, terdiri dari 50% sampah organik, 40% anorganik, dan 10% residu. Denpasar memiliki sembilan sungai, di antaranya Sungai Pemogan, Sungai Pekaseh, Sungai Loloan, hingga Sungai Mati.

"Peningkatan sampah yang terpantau dari jaring-jaring penahan sampah yang kami pasang, ada peningkatan volume sampah kurang lebih 1 ton, yaitu menjadi 26 ton per hari," ujar Gandhi saat dihubungi detikBali, Rabu (13/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan dalam beberapa hari terakhir, sampah yang dibuang warga ke sungai dan saluran drainase sudah terbungkus rapi dalam kantong plastik. Padahal, pihaknya bersama desa/kelurahan telah melakukan pengawasan pembuangan sampah. Dinas PUPR juga berkolaborasi dengan Satpol PP menjaga jembatan-jembatan di atas sungai agar warga tidak membuang sampah sembarangan.

ADVERTISEMENT

Menurut Gandhi, banyak warga memilih membuang sampah ke sungai karena dianggap lebih mudah. Selain itu, masih ada masyarakat yang enggan memilah sampah.

"Apalagi masyarakat kita malas memilah sampah dan TPS3R kita tidak mampu menampung volume sampah yang berasal dari rumah tangga di setiap desa/kelurahan yang rata-rata mencapai 15 ton per hari," katanya.

Imbauan Kelola Sampah di Rumah

Gandhi mengimbau warga memanfaatkan teba modern untuk mengelola sampah organik di rumah masing-masing. Ia mengingatkan sungai bukan tempat pembuangan sampah.

"Sungai adalah tempat yang suci, sumber kehidupan, sumber keanekaragaman hayati dan semua peradaban besar di dunia ini berawal dari sungai. Mari kita jaga, rawat, lindungi dan lestarikan sungai agar dapat kita wariskan kepada anak cucu kita nanti," ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengumumkan TPA Suwung akan ditutup permanen pada akhir Desember 2025. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Gubernur Bali Nomor B.24.600.4/3664/PSLB3PPKLH/DKLH tentang Penghentian Operasional Open Dumping TPA Regional Sarbagita Suwung.

Meski begitu, TPA Suwung masih menerima sampah residu seperti kaca, puntung rokok, aluminium foil, popok, dan pembalut.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Damkar Masih Padamkan Api di Lapak Limbah Plastik Dekat Bandara Soetta"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads