Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menghidupkan kembali tradisi budaya lewat Buleleng Festival 2025 setelah vakum selama lima tahun. Buleleng Festival kali ini akan berlangsung selama enam hari dari 18 hingga 23 Agustus 2025.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa, bertindak sebagai Ketua Panitia Festival Buleleng 2025. Suyasa mengatakan festival ini menjadi momentum revitalisasi warisan topeng sebagai identitas budaya lokal sekaligus penggerak ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buleleng pernah menjadi tuan rumah Konferensi Topeng Internasional tahun 2010. Kami punya kekayaan topeng yang beragam dari berbagai desa, tetapi belum tergali optimal," kata Suyasa, Rabu (30/7/2025)
Buleleng Festival 2025 ini dirancang untuk mempromosikan, melestarikan, dan mengembangkan potensi topeng sebagai warisan leluhur, sekaligus mendongkrak perekonomian melalui partisipasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan kuliner.
Festival Buleleng 2025 bertema 'The Mask History of Buleleng: Topeng Leluhur, Jiwa Buleleng'. Event ini akan dilaksanakan dengan menyebar di berbagai titik strategis di Kota Singaraja, Buleleng.
Rangkaian acara akan terpusat di Tugu Singa Ambara Raja sebagai panggung utama untuk pertunjukan tradisional dan nasional. Kemudian, Sasana Budaya dipakai untuk seni klasik legendaris seperti Gong Kebyar Mebarung, serta Puri Kanginan Singaraja yang menampilkan seni yang dikurasi Dinas Kebudayaan (Disbud) Buleleng.
Rumah Jabatan Bupati akan menjadi lokasi Buleleng Digital Expo yang dikelola Dinas Kominfosanti. Digital Expo ini menampilkan talk show bertema topeng dari perspektif ekonomi digital dan generasi muda, serta berbagai lomba seperti esport, fotografi jurnalistik, dan programming competition.
Di tempat yang sama, panitia akan menggelar pameran foto, lukisan, dan replika topeng, serta demo pembuatan topeng oleh pengukir yang ditargetkan menghasilkan satu karya per hari. Hasilnya rencananya akan dibeli oleh kepala perangkat daerah untuk mendukung pelestarian.
"Sementara itu, Kantor DPRD difokuskan untuk UMKM olahan pangan dan aktivitas kreatif. Jalan Veteran menjadi pusat kuliner dengan 66 stan khas Buleleng dan Gedung Wanita Laksmi Graha mengadakan seminar budaya topeng dengan upaya menghadirkan pakar seperti Profesor Bandem," ujar Suyasa.
Suyasa menyebutkan lebih dari 1.000 orang akan terlibat sebagai pengisi acara. Setiap camat di Buleleng juga diberi peran untuk menampilkan keunikan lokal.
Gelaran yang mengusung semangat pelestarian budaya ini rencananya akan dihadiri Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Enik Ermawati atau Ni Luh Puspa dan Gubernur Bali Wayan Koster.
"Ini bukan sekadar pesta seni, tetapi investasi untuk mempromosikan Buleleng sebagai destinasi budaya sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif," imbuh Suyasa.
(hsa/hsa)