Pasar Sumbang 16% Sampah Nasional, Mendag-KLHK Gagas Gerakan Bersih Pasar

Pasar Sumbang 16% Sampah Nasional, Mendag-KLHK Gagas Gerakan Bersih Pasar

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 29 Jul 2025 14:06 WIB
Menteri Perdagangan Budi Santoso saat melakukan kunjungan ke Pasar Badung, Denpasar, Selasa (29/7/2025). (Fabiola Dianira)
Foto: Menteri Perdagangan Budi Santoso saat melakukan kunjungan ke Pasar Badung, Denpasar, Selasa (29/7/2025). (Fabiola Dianira)
Denpasar -

Menteri Perdagangan Budi Santoso menggagas Gerakan Membersihkan Pasar Nusantara untuk mengatasi penumpukan sampah di pasar. Program ini dilaksanakan bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Bagaimana mengolah sampah dengan baik jadi kami bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Nanti bersama-sama terus bergerak ke pasar-pasar, apalagi ini menjelang perayaan 17 Agustus," ujar Budi saat mengunjungi Pasar Badung, Denpasar, Bali, Selasa (29/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) KLHK, Ade Palguna Rupeka, mengungkapkan urgensi pengelolaan sampah pasar yang selama ini menjadi tantangan nasional.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2024, Indonesia diproyeksikan menghasilkan 57,9 juta ton timbulan sampah. Sampah dari pasar menyumbang 16,67% dari total timbulan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Hal ini berarti pasar-pasar di Indonesia menghasilkan lebih dari 5,6 juta ton sampah setiap tahunnya. Sebagian besar bersifat organik dan cepat membusuk, sehingga jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan pencemaran, penyakit, dan penurunan kualitas lingkungan serta kenyamanan pengunjung," ujar Ade dalam sambutan kunjungan kerjanya di Pasar Badung.

Ia menambahkan catatan dari BPS bahwa terdapat lebih dari 17.000 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah pedagang yang beraktivitas diperkirakan lebih dari 12 juta orang. Sayangnya, sebagian besar pasar tersebut masih menghadapi tantangan pengelolaan sampah.

"Minimnya fasilitas mengakibatkan rendahnya tingkat pemilahan, belum adanya sistem sirkuler yang terintegrasi. Kondisi ini memicu timbunan sampah organik yang berdampak pada bau tidak sedap dan menjadi sarang penyakit, serta mencemari saluran air dan lingkungan sekitar pasar," beber Ade.

Mencermati tantangan tersebut, KLHK bersama Kementerian Perdagangan akan bekerja sama melalui enam langkah strategis berikut:

- Tata Kelola Sampah sampah akan dijadikan indikator kinerja utama dalam SOP operasional harian pasar, mulai dari pemindahan sampah, jadwal pengangkutan, hingga pengawasan.
- Penguatan Infrastruktur Dasar Pasar seperti TPS 3R (reduce, reuse, recycle), alat pemilah, tempat sampah terpilah, komposter, dan alat budidaya maggot di dalam atau sekitar area pasar.
- Kemitraan dengan Offtaker seperti komunitas daur ulang, pelaku UMKM, pengelola sampah, dan bank sampah.
- Insentif Bagi Pedagang yang aktif memilah sampah.
- Digitalisasi Pemantauan pengelolaan pasar dan sampah dalam sistem monitoring kinerja daerah.
- Replikasi Pasar Percontohan untuk Mendorong terciptanya pasar-pasar percontohan yang mengelola sampah secara mandiri dan profesional.

Ade berharap gerakan ini selanjutnya dapat menjadi budaya yang memperkuat daya saing produk lokal, serta membuka peluang ekonomi baru dari sektor pengelolaan sampah.

"Melalui gerakan ini, kita tidak hanya membersihkan pasar secara fisik. Kami sedang membangun budaya baru, pasar yang tidak hanya tempat jual beli tetapi juga teladan dalam pengelolaan lingkungan, dalam pengelolaan sampah," tutupnya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads