Tak Disangka, Ini yang Terjadi pada Kerikil Bekas Lempar Jumrah Jemaah Haji

Tak Disangka, Ini yang Terjadi pada Kerikil Bekas Lempar Jumrah Jemaah Haji

Anisa Rizki Febriani - detikBali
Minggu, 08 Jun 2025 18:05 WIB
Jamaah haji melempar jamrah aqobah di Jamarat, Makkah, Arab Saudi, Minggu (16/6/2024). Lempar jamrah aqobah merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan pada ibadah haji sebagai simbol pengusiran setan yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim AS. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Momen Jemaah Haji Laksanakan Lempar Jumrah. (Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Denpasar -

Lempar jumrah merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang dilakukan dengan menggunakan kerikil. Tak hanya sebatas ritual melempar batu, lempar jumrah melambangkan perlawanan terhadap bisikan jahat dari setan yang menyesatkan manusia.

Sayyid Sabiq dalam Fiqh As-Sunnah yang diterjemahkan Khairul Amru Harahap dkk menjelaskan, mayoritas ulama berpendapat bahwa lempar jumrah adalah wajib haji, bukan termasuk rukun. Artinya, jemaah yang tidak melakukan lempar jumrah tetap sah hajinya, namun wajib membayar dam atau denda.

Tiga jenis jumrah yang dikenal dalam ibadah haji adalah jumrah sughra (ula), wustha, dan aqabah. Saat melempar, jemaah harus berniat mengenai objek jumrah atau marma, serta memastikan kerikil masuk ke dalam lubang marma.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ritual ini dilaksanakan mulai tanggal 10 hingga 13 Zulhijah. Setiap tahun, ratusan juta kerikil digunakan dalam prosesi ini. Namun, ke mana perginya semua kerikil tersebut setelah digunakan?

Disaring, Dicuci, lalu Disimpan

Dilansir dari detikHikmah, Minggu (8/6/2025), kerikil-kerikil yang digunakan dalam prosesi lempar jumrah akan jatuh ke ruang bawah tanah fasilitas jamarat. Ruang tersebut memiliki kedalaman sekitar 15 meter.

ADVERTISEMENT

Ahmed Al Subhi, karyawan Kidana Development Company-pengembang utama kawasan tempat suci-menjelaskan bahwa kerikil yang mengendap di kedalaman itu akan dikumpulkan menggunakan sabuk pengangkut. Selanjutnya, kerikil disaring dan disemprot air untuk dibersihkan dari kotoran.

Setelah bersih, kerikil tersebut dipindahkan ke kendaraan untuk disimpan dan digunakan kembali pada musim haji berikutnya. Pengembang juga menyediakan banyak kantong kerikil untuk jemaah, yang bisa diambil di sekitar Jembatan Jamarat di Mina dan di sekitar 300 titik kontak di Muzdalifah.

Lempar jumrah dilakukan sebagai bentuk peringatan atas sikap Nabi Ibrahim AS yang menolak bujukan setan agar tidak tunduk kepada perintah Allah SWT.

Artikel ini telah tayang di detikHikmah. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/dpw)

Hide Ads