Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengalokasikan Rp 49,7 miliar untuk operasional Bus Trans Metro Dewata (TMD) hingga Desember 2025. Dengan anggaran ini, Gubernur Bali Wayan Koster meminta operasional bus kota ini meningkatkan jumlah penumpang untuk menghindari bus kosong.
Koster menjelaskan anggaran bus TMD ditetapkan sebesar Rp 49,7 miliar untuk membiayai operasional bus hingga 31 Desember 2025. Awalnya, anggaran operasional bus kota itu dialokasikan Rp 80 miliar.
"Sehingga bisa dilakukan efisiensi dari Rp 80 miliar menjadi Rp 49,7 miliar sampai bulan Desember. Itu memang tidak setahun. Dimulai April ini," kata Koster saat pidato seremoni penandatanganan MoU operasional bus TMD, di Jaya Sabha, Denpasar, Jumat (18/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koster mengatakan efisiensi itu dilakukan karena operasional bus TMD baru saja dimulai. Saat dimulai, armada bus hanya 75 saja. Sehingga, dia berharap ada pengaturan yang lebih efisien agar anggaran itu cukup untuk digunakan hingga 31 Desember 2025.
Koster juga meminta manajemen bus TMD mengatur jadwal operasional dengan armada bus yang tinggal 75 unit itu. Dia meminta agar operasional bus mempertimbangkan jumlah penumpang dan mengingatkan agar jangan sampai bus mengaspal tanpa ada penumpang.
"Biaya yang hampir Rp 50 miliar itu sampai Desember. Tidak hitungan satu tahun. Juga operasionalnya dalam sehari itu diatur. Saat jam padat, terutama pagi dan sore. Sehingga tidak selalu wara-wiri tapi kursinya kosong," kata Koster.
Koster mengatakan ada perjanjian kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) terkait porsi pembiayaan operasional TMD. Porsinya, 30 persen Pemprov Bali dan sisanya dibagi ke pemerintah daerah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).
Rinciannya, sebesar Rp 15 miliar digelontorkan Pemprov Bali, Rp 14 miliar Pemkot Denpasar, Rp 16 miliar Pemkab Badung, dan Pemkab Gianyar Rp 4,7 miliar.
"Tabanan (menggelontorkan biaya operasional) Rp 0 miliar," kata Koster.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengatakan awalnya direncanakan jatah pembiayaan operasional bus TMD dari Kabupaten Tabanan sebesar Rp 1 miliar. Namun, hal itu urung dilakukan.
"Dari hasil pembicaraan, Kabupaten Tabanan nggak usah ikut dulu lah. Sebenarnya sudah ada usulan (kontribusi) sekitar Rp 1 miliar. Tapi forum menyepakati nggak usah dulu," kata Samsi.
Samsi mengatakan rute bus TMD yang ke Tabanan memang masih pendek. Hanya dari Sentral Parkir Kuta, Terminal Ubung, Terminal Mengwi, dan Terminal Pesiapan. Sehingga, kontribusi pembiayaan operasional bus TMD dari Pemkab Tabanan diambil alih Pemkab Badung.
"Tabanan nggak usah. Yang lain saja. Pendek juga kan rutenya. Hanya dari Terminal Mengwi ke Terminal Pesiapan," kata Samsi.
Sebelumnya, bus TMD resmi mengaspal hari ini, Jumat (18/4/2025). Pembiayaan operasional bus TMD dialokasikan dengan 30 persen dari Pemprov Bali dan 70 persen dari pemerintah kabupaten (Pemkab) di wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan).
Perjanjian kerjasama atau MoU (Memorandum of Understanding) telah diteken Gubernur Bali, Wayan Koster; Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa; Bupati Gianyar, Made Mahayastra; Bupati Badung, Adi Arnawa; dan Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya.
"Ya sudah resmi. Hari ini kami tandatangani perjanjian kerjasama tentang penyelenggaraan transportasi umum perkotaan Trans Metro Dewata di kawasan Sarbagita," kata Koster saat pidato di rumah dinas gubernur Jaya Sabha, Denpasar, Jumat.
(nor/gsp)