Empat anak pengungsi asal Banjar Sental Kangin, Nusa Penida, mulai bersekolah seusai libur Lebaran 2025. Keempat siswa yang keluarganya sedang terkena sanksi adat kanorayang itu memilih bersekolah di Denpasar dan Nusa Penida.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Klungkung I Ketut Sujana mengaku sudah berupaya memfasilitasi agar anak-anak para pengungsi bisa melanjutkan pendidikan di SDN 3 Tusan maupun SMAN 1 Banjarangkan. Sebab, kedua sekolah itu paling dekat dengan lokasi pengungsian di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Banjarangkan.
"Kami sebenarnya sudah fasilitasi agar dua anak yang bersekolah di Nusa Penida, sementara bisa bersekolah di Banjarangkan," ujar Sujana saat dihubungi detikBali, Rabu (9/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disdik Klungkung, dia berujar, tidak bisa memaksa anak-anak pengungsi itu untuk belajar di sekolah tertentu. Menurutnya, mereka memilih sekolah yang dirasa lebih aman dan tenang.
Diketahui, dua anak pengungsi yang berstatus siswa TK dan SMA memilih bersekolah di Denpasar. Sementara itu, dua siswa lainnya dari jenjang SD dan SMA memutuskan bersekolah di Kecamatan Nusa Penida.
"Kalau di sini kan butuh waktu terhadap lingkungan baru, butuh mencari teman. Supaya tidak lama adaptasi, perlu komunitas yang mereka miliki," imbuh Sujana.
Seperti diketahui, puluhan pengungsi asal Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Nusa Penida, hingga kini masih bertahan di SKB Banjarangkan. Warga yang terkena sanksi kanorayang (dikeluarkan dari desa adat) itu dipindahkan dari Nusa Penida ke Klungkung daratan setelah terlibat keributan dengan warga di Sental Kangin.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung menyediakan beberapa kebutuhan dasar para pengungsi di SKB Banjarangkan. Mulai dari kamar asrama, konsumsi, hingga kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK).
"SKB ini kan sanggar belajar, biasanya dipakai Paskibraka sehingga ada kamar asramanya. Satu kamar berisi 6-7 bed. Kami siapkan empat kamar. Kebutuhan pasta gigi dan sabun sudah dibantu BPBD Klungkung," ujar Kepala Dinas Sosial Klungkung, Agung Mahajaya, awal April lalu.
(iws/dpw)