Bagaimana Jika Sudah Adzan Subuh Tapi Masih Mengunyah Makan Sahur?

Bagaimana Jika Sudah Adzan Subuh Tapi Masih Mengunyah Makan Sahur?

Ni Komang Nartini - detikBali
Jumat, 07 Mar 2025 04:30 WIB
Ilustrasi makan sahur
Foto: Getty Images/iStockphoto/mediaphotos
Denpasar -

Salah satu momen penting saat sahur yang menjadi penanda dimulainya puasa Ramadhan adalah adzan Subuh. Namun, seringkali muncul pertanyaan, bagaimana jika kita masih mengunyah makanan saat adzan Subuh berkumandang? Apakah puasa kita sah atau batal? Berikut penjelasannya

Memahami Waktu Imsak dan Adzan Subuh

Sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk memahami perbedaan antara waktu imsak dan adzan Subuh. Imsak adalah waktu yang ditetapkan sebagai batas akhir untuk makan sahur, biasanya sekitar 10 menit sebelum adzan Subuh.

Tujuannya adalah memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri sebelum dimulainya puasa. Sedangkan adzan Subuh adalah panggilan shalat yang menandakan masuknya waktu shalat Subuh dan dimulainya puasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Makan Saat Adzan Subuh

Mengenai hukum makan saat adzan Subuh, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama dari berbagai madzhab. Perbedaan ini didasarkan pada interpretasi

terhadap dalil-dalil Al-Quran dan Hadis. Berikut adalah beberapa pandangan yang perlu kita ketahui:

ADVERTISEMENT

• Pendapat yang Mengharamkan Secara Mutlak

Sebagian ulama, terutama dari kalangan Syafi'iyah dan Hanabilah, berpendapat bahwa makan atau minum saat adzan Subuh berkumandang, meskipun hanya seteguk air atau sesuap nasi, dapat membatalkan puasa. Mereka berpegang pada keumuman dalil yang menyatakan bahwa puasa dimulai sejak terbit fajar. Adzan Subuh dianggap sebagai penanda masuknya waktu fajar.

• Pendapat yang Memberikan Keringanan (Rukhsah)

Sebagian ulama lainnya, terutama dari kalangan Hanafiyah dan sebagian Malikiyah, memberikan keringanan (rukhsah) dalam kondisi tertentu. Mereka berpendapat bahwa jika makanan atau minuman sudah berada di dalam mulut sebelum adzan Subuh berkumandang, maka boleh untuk menelannya.

Namun, tidak diperbolehkan untuk memasukkan makanan atau minuman baru ke dalam mulut setelah adzan. Pendapat ini didasarkan pada prinsip "istishab" (berpegang pada keadaan semula) dan menghindari kesulitan (masyaqqah).

• Pendapat yang Mempertimbangkan Kejelasan Fajar
Sebagian ulama kontemporer berpendapat bahwa yang menjadi patokan utama adalah terbitnya fajar shadiq (fajar yang sebenarnya), bukan semata-mata adzan Subuh. Jika adzan Subuh dikumandangkan sebelum terbit fajar shadiq, maka masih diperbolehkan untuk makan dan minum.

Namun, jika adzan Subuh dikumandangkan tepat setelah terbit fajar shadiq, maka wajib untuk segera menghentikan makan dan minum.

Dalil-dalil yang Mendasari Perbedaan Pendapat

Perbedaan pendapat di atas didasarkan pada interpretasi yang berbeda terhadap dalil-dalil berikut:

• Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 187:
"...Makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam..."
Ayat ini secara jelas menyebutkan bahwa batas akhir makan dan minum adalah ketika telah jelas perbedaan antara benang putih (cahaya fajar) dan benang hitam (kegelapan malam). Namun, interpretasi tentang kapan tepatnya "fajar" ini terjadi menjadi titik perbedaan pendapat.

• Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim:
"Jika salah seorang di antara kalian mendengar panggilan (adzan), sementara ia masih memegang bejana di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya hingga ia menunaikan hajatnya (minum) darinya."

Hadits ini secara zahir menunjukkan bahwa masih diperbolehkan untuk minum setelah adzan jika bejana sudah berada di tangan. Namun, sebagian ulama menafsirkan hadis ini sebagai keringanan dalam kondisi darurat atau kebutuhan mendesak.

Mana yang Sebaiknya Kita Ikuti?

Dalam menghadapi perbedaan pendapat ini, ada beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan:

• Kehati-hatian (Ihtiyath)

Sikap yang paling aman adalah dengan menghentikan makan dan minum sesaat sebelum adzan Subuh berkumandang. Ini adalah bentuk kehati-hatian (ihtiyath) untuk memastikan bahwa puasa kita sah dan tidak ada keraguan di dalamnya.

• Mengikuti Pendapat yang Lebih Kuat (Rajih)

Jika kita ingin mengikuti salah satu pendapat, sebaiknya kita memilih pendapat yang didukung oleh dalil-dalil yang lebih kuat (rajih) dan diyakini oleh mayoritas ulama. Dalam hal ini, pendapat yang mengharamkan makan saat adzan Subuh secara mutlak lebih banyak dipegang oleh ulama dari berbagai madzhab.

• Bertanya kepada Ulama yang Terpercaya

Jika kita masih ragu atau bingung, sebaiknya kita bertanya kepada ulama atau ustadz yang terpercaya di daerah kita. Mereka dapat memberikan penjelasan yang lebih detail dan sesuai dengan kondisi dan keyakinan kita.

Panduan Praktis Agar Tidak Makan Saat Adzan Subuh

Berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat membantu kita agar tidak makan atau minum saat adzan Subuh berkumandang:

• Perhatikan Jadwal Imsak dan Adzan

Pastikan kita memiliki jadwal imsak dan adzan Subuh yang akurat dan terpercaya. Jadwal ini biasanya dapat diperoleh dari masjid, aplikasi ponsel, atau website resmi lembaga keagamaan.

• Siapkan Makanan dan Minuman Sebelum Imsak

Dengan menyiapkan makanan dan minuman sebelum imsak, kita dapat makan sahur dengan tenang dan tidak terburu-buru saat waktu imsak tiba.

• Berhenti Makan dan Minum Beberapa Menit Sebelum Adzan

Sebagai tindakan preventif, sebaiknya kita berhenti makan dan minum beberapa menit sebelum adzan Subuh. Waktu ini dapat kita gunakan untuk berdoa, berdzikir, atau membaca Al-Quran.

• Gunakan Alarm atau Pengingat

Untuk memastikan kita tidak kebablasan, kita dapat menggunakan alarm atau pengingat di ponsel kita. Atur alarm beberapa menit sebelum imsak dan adzan Subuh.

• Hindari Makan Terlalu Dekat dengan Waktu Imsak

Sebaiknya kita tidak menunda-nunda makan sahur hingga mendekati waktu imsak. Semakin cepat kita makan sahur, semakin kecil kemungkinan kita makan saat adzan Subuh.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads