Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menyampaikan pidato perdananya dalam rapat paripurna IV DPRD Jembrana masa persidangan II Tahun Sidang 2024/2025, Sabtu (1/32/025). Dalam pidatonya, Kembang Hartawan yang didampingi Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, mengutip pesan Bung Karno pada 1 Juni 1945 di sidang BPUPKI.
Berdasarkan pesan Bung Karno tersebut, Kembang menegaskan komitmennya untuk hadir sebagai pemimpin bagi seluruh masyarakat Jembrana, tanpa membeda-bedakan kelompok atau golongan.
"Ini penting saya sampaikan di awal kepemimpinan kami untuk merajut dan menjahit kembali kebersamaan serta semangat gotong royong masyarakat Jembrana, setelah mungkin sebelumnya terkotak-kotak karena perbedaan pandangan politik selama pesta demokrasi," ujar Kembang di sidang paripurna, ruang sidang DPRD Jembrana, Sabtu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kemenangan pilkada hanyalah kemenangan elektoral. "Kemenangan sejati itu adalah bagaimana kita bisa mewujudkan kesejahteraan rakyat, itulah kemenangan sejati," tegas Kembang.
Dia memaparkan visi dan misi yang telah disusun melalui proses kontemplasi dan diskusi panjang. Visi tersebut adalah "Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru di Kabupaten Jembrana menuju Jembrana Maju, Harmoni, dan Bermartabat dengan Membangun Manusia, Alam, dan Budaya."
Visi itu bertujuan untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali, mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jembrana, dan menerapkan prinsip Trisakti Bung Karno.
Visi tersebut dijabarkan ke dalam empat misi. Yaitu, mewujudkan masyarakat Jembrana yang berdaya saing dan mandiri, menjaga alam dan lingkungan untuk menghadirkan ekosistem hijau, menjaga agama, budaya, adat, dan tradisi Jembrana, serta mewujudkan pelayanan publik yang responsif, adaptif, dan inovatif.
"Empat misi akan dituangkan ke dalam delapan bidang, di mana di dalamnya terdapat 24 program unggulan," jelas politikus PDIP itu.
Kembang menyadari tantangan yang dihadapi, termasuk pengurangan pendapatan transfer pusat dan beban hutang daerah. Namun, dia mengajak seluruh jajaran untuk memaksimalkan pendapatan daerah, melakukan efisiensi belanja, dan mengubah pola pikir dalam pengelolaan keuangan.
"Artinya, kita harus mampu menggali sumber-sumber pendapatan daerah, utamanya PAD tanpa membebani masyarakat kecil. Kita harus melakukan langkah-langkah intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber PAD," kata mantan Wabup Jembrana itu.
Salah satu langkah efisiensi adalah rasionalisasi susunan perangkat daerah dengan mengurangi empat hingga lima perangkat daerah. "Kami sudah hitung ada penghematan hingga Rp 6 miliar. Ada TPP yang bisa kita hemat, sewa mobil, biaya listrik, air, ATK, perjalanan dinas, dan belanja operasional lainnya," papar Kembang.
Di akhir pidatonya, Kembang menekankan pentingnya kebersamaan dan kerja cepat. Pihaknya ingin program unggulan segera terlaksana, bahkan sebelum 100 hari masa kepemimpinannya.
"Saya juga minta kepada jajaran birokrasi untuk selalu mengembangkan kompetensi dan profesionalisme serta menjaga kinerja yang baik. Perangkat daerah kita ajak bekerja keras agar sesegera mungkin dapat melakukan langkah-langkah konkrit untuk mengeksekusi program-program tersebut," pungkas Kembang.
(hsa/hsa)