383 Kasus Kekerasan Perempuan-Anak Terjadi di Bali Sepanjang 2024

Klungkung

383 Kasus Kekerasan Perempuan-Anak Terjadi di Bali Sepanjang 2024

Sui Suadnyana - detikBali
Jumat, 17 Jan 2025 20:46 WIB
Peluncuran program Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Banjar Sangging, Desa Dawan Klod, Klungkung, Jumat (17/1/2025). (Dok. Pemprov Bali)
Foto: Peluncuran program Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Banjar Sangging, Desa Dawan Klod, Klungkung, Jumat (17/1/2025). (Dok. Pemprov Bali)
Klungkung -

Sebanyak 383 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terjadi di Bali sepanjang 2024 berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA). Banyaknya kasus kekerasan menjadi tantangan dalam memastikan kesejahteraan perempuan dan anak-anak di Bali.

"Pada tahun 2024 tercatat sekitar 383 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi, yang mencakup kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual," ungkap Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bali, Luh Ayu Aryani, saat peluncuran program Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Banjar Sangging, Desa Dawan Klod, Klungkung, Jumat (17/1/2025) dikutip dari siaran pers.

Inisiatif RBI diluncurkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi. Menurut Aryani, RBI hadir sebagai solusi nyata dalam menghadapi tantangan dalam menyejahterakan perempuan dan anak di Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ruang ini dirancang selain sebagai pusat perlindungan bagi perempuan dan anak anak yang rentan terhadap kekerasan dan eksploitasi, juga merupakan pusat edukasi dan pemberdayaan, yang menawarkan pelatihan, bimbingan, dan dukungan bagi perempuan untuk meningkatkan kapasitas mereka," ujar Aryani.

Sebanyak 12 RBI diresmikan di Bali. RBI itu berada ndi 10 desa dan dua kelurahan, yakni Desa Dawan Klod, ⁠Desa Nyalian (Klungkung), Desa Dauh Peken (Tabanan), Desa Panji, Kelurahan Kendran (Buleleng), Desa Kesiman Kertalangu, ⁠Desa Dangin Puri Klod, Kelurahan Kesiman, ⁠Desa Dauh Puri Kaja, (Denpasar), Desa Candikusuma, Desa Blimbingsari (Jembrana), dan Desa Awan (Bangli).

ADVERTISEMENT

Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, mengatakan jumlah perempuan di Bali mencapai 2,19 juta jiwa atau 49,7% dari populasi berdasarkan sensus penduduk 2010, menjadikan mereka potensi besar dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, perempuan Bali memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga tradisi, budaya, serta keberlanjutan ekonomi masyarakat.

"Sebagai pilar penjaga tradisi, perempuan Bali telah membuktikan dedikasinya dalam melestarikan adat dan budaya yang menjadi identitas kita. Sebagai motor penggerak ekonomi kreatif, mereka juga menunjukkan ketangguhan, kreativitas, dan inovasi dalam mendukung keberlanjutan ekonomi keluarga dan masyarakat luas," ujar Mahendra.

Mantan Staf Khusus (Stafsus) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Bidang Keamanan dan Hukum itu memuji komitmen pemerintah pusat dalam mendukung program-program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak hingga ke daerah.

"Saya pribadi dan atas nama Pemerintah Provinsi Bali, menyampaikan apresiasi yang setinggi tingginya terhadap semua pihak yang bekerja sama mewujudkan Ruang Bersama Indonesia ini, bukan hanya sebuah fasilitas fisik, melainkan sebuah harapan bagi perempuan dan anak-anak untuk meraih kehidupan yang lebih baik," terang Mahendra.




(hsa/hsa)

Hide Ads