Ibu PMI yang Meninggal di AS karena Kanker Kini Sebatang Kara

Jembrana

Ibu PMI yang Meninggal di AS karena Kanker Kini Sebatang Kara

Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Rabu, 15 Jan 2025 20:11 WIB
Ibu PMI asal Jembrana yang meninggal di Amerika Serikat karena kanker, Rabu (15/1/2025). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Foto: Ibu PMI asal Jembrana yang meninggal di Amerika Serikat karena kanker, Rabu (15/1/2025). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Jembrana -

Duka mendalam menyelimuti Ni Ketut Wandi (64), seorang ibu di Lingkungan Sawe, Kelurahan Dauh Waru, Jembrana, Bali. Anak tunggalnya, I Made Arya Budiharta (41), seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di sebuah restoran di Bourbonnais, Illinois, Amerika Serikat (AS), meninggal dunia akibat kanker lidah.

Wandi mengungkapkan dirinya kini hidup sebatang kara setelah kepergian Arya. Suami dan anak pertamanya telah lebih dulu meninggal dunia akibat kecelakaan, Arya pun menghidupi Ibunya dengan bekerja di kapal pesiar. Sejak berhenti bekerja di kapal pesiar pada 2018, Arya memutuskan untuk bekerja di Amerika Serikat.

"Made tulang punggung saya. Kalau berangkat ke kapal pesiar saya lupa tahun berapa. Namun setelah usai kontrak ke tujuh di kapal, Made bekerja di Amerika tahun 2018. Rencananya dia akan pulang Desember lalu, tapi takdir berkata lain," ungkap Wandi dengan suara bergetar saat ditemui detikBali, Rabu (15/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arya sempat menjalani operasi beberapa kali, tapi penyakitnya tak kunjung sembuh. Komunikasi terakhir dengan ibunya terjadi pada Sabtu (11/1/2025), sehari sebelum meninggal. Ibu Arya juga tidak mengetahui persis pengobatan anaknya, lantaran Arya mengaku selalu sehat dan baik-baik saja.

"Setiap hari kami video call. Dia selalu bilang baik-baik saja. Tapi dua hari sebelum meninggal, kami tidak sempat video call karena perbedaan waktu yang cukup jauh. Saya kirimkan pesan agar dia (Arya) beristirahat saja," kenang Wandi.

ADVERTISEMENT

Saat ini, jenazah Arya masih berada di rumah duka di Chicago, Amerika Serikat, menunggu proses pemulangan ke Indonesia. Kendala cuaca menjadi salah satu faktor yang menghambat proses pemulangan.

"Sempat mau dititipkan di rumah duka KBRI, tapi ditolak. Beruntung pimpinan tempat Made bekerja punya teman memiliki fasilitas rumah duka. Teman-teman Made di AS sedang menggalang dana untuk pemulangan jenazah. Manajemen tempat kerjanya juga siap membantu," ujar Wandi.

Arya Dikenal Sosok Dermawan

Kepala Lingkungan Sawe, I Ketut Wardana Putra, mengungkapkan Arya merupakan sosok yang sangat peduli terhadap sesama, terutama para lansia. Setiap enam bulan sekali sejak 2020 sudah menjalankan program bakti sosial pengobatan gratis, tambahan makanan serta sembako untuk lansia.

"Made memiliki program menyantuni lansia di wilayah kami sebanyak 70 lansia dengan usia di atas 70 tahun. Setiap enam bulan sekali, Made memberikan bantuan berupa makanan, sembako, dan biaya pengobatan," ujar Wardana.

Sebelumnya, Arya meninggal pada Sabtu (11/1/2025) pukul 20.41 waktu setempat akibat kanker lidah. Kepala Bidang Penempatan, Pelatihan Produktivitas, dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Jembrana, I Putu Agus Arimbawa, menyampaikan telah mengunjungi rumah duka pada Senin (13/1/2025) untuk berkoordinasi terkait pemulangan jenazah.

Arya diketahui menderita kanker lidah sejak 2022. Meski sempat menjalani beberapa kali kemoterapi yang dibiayai oleh tempat kerjanya, kondisi kesehatannya memburuk pada Juni 2024 dengan gejala sakit di tulang belakang. Almarhum kemudian menjalani operasi saraf pada Desember 2024.

"Sayangnya, kondisi almarhum terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia," lanjut Agus.




(nor/gsp)

Hide Ads