Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mendapat bantuan 10 armada bus Trans Sarbagita pada akhir 2025 dan diperkirakan beroperasi pada 2026. Seluruhnya merupakan bus listrik hibah dari Global Green Growth Institute (GGGI) Indonesia melalui Bappenas. Untuk diketahui, saat ini Pemprov Bali hanya memiliki 10 bus Trans Sarbagita.
"Kami ada rencana (mendapat) hibah dari GGGI tahun 2025 akhir, melalui Bappenas dan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan," kata Kepala Dinas Perhubungan Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta dihubungi detikBali, Minggu (29/12/2024).
Proses hibah dimulai dengan studi kelayakan terkait ukuran fisik yang berkaitan dengan kapasitas bus di awal 2025. Apakah akan menggunakan bus dengan panjang badan 9 meter atau ukuran yang lebih kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dilakukan karena bus tidak seperti kendaraan lain yang diproduksi massal dan tersedia kapan saja. Perlu ada desain bus yang tepat dan menyesuaikan layanan di koridor Trans Sarbagita. Diperkirakan, pada akhir 2025 pengadaan dan uji coba 10 unit bus tambahan Trans Sarbagita dapat dilakukan.
"Bisa jadi, akhir 2025 itu juga kami coba. 2026, baru beroperasi," kata Samsi.
Untuk diketahui, layanan transportasi umum Trans Sarbagita sepenuhnya dikelola Pemprov Bali sejak 2011. Saat itu, ada 45 armada bus pemberian dari pemerintah pusat yang beroperasi.
Seiring berjalan waktu, bus mengalami kerusakan fisik. Hingga akhirnya, armada Trans Sarbagita tinggal 10 unit yang melayai dua koridor atau rute. Yakni, rute Batubulan ke GOR Ngurah Rai dan rute GOR Ngurah Rai ke Jimbaran (Universitas Udayana/Unud) hingga Garuda Wisnu Kencana (GWK).
"Trans Sarbagita ini memang kami arahkan untuk melayani perguruan tinggi. Kami arahkan untuk (melayani mobilitas) mahasiswa. Dari Unud pusat (kampus Sudirman) ke Unud di Jimbaran," tandas Samsi.
(hsa/hsa)