Janji Mahendra Pertahankan Bus Trans Metro Dewata

Round Up

Janji Mahendra Pertahankan Bus Trans Metro Dewata

Sui Suadnyana, Rizki Setyo - detikBali
Sabtu, 28 Des 2024 07:30 WIB
Pantauan bus Trans Metro Dewata di Terminal Ubung, Denpasar, Kamis (26/12/2024). (Rizky Setyo)
Foto: Pantauan bus Trans Metro Dewata di Terminal Ubung, Denpasar, Kamis (26/12/2024). (Rizky Setyo)
Denpasar -

Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, memastikan bus Trans Metro Dewata (TMD) tetap bertahan pada 2025. Ia mengeklaim masih ada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) untuk mengoperasikan transportasi publik itu.

"Masih dianggarkan (untuk operasional TMD). Ada (anggaran) dari pusat dan daerah, mudah-mudahan tetap ada. Kami akan usulkan," kata Mahendra seusai acara Refleksi Akhir Tahun 2024 di rumah jabatannya, Jaya Sabha, Denpasar, Jumat (27/12/2024).

Mantan Staf Khusus (Stafsus) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Bidang Keamanan dan Hukum itu menegaskan TMD akan beroperasi pada 2025. "Nggak (dihentikan). Belum ada rencana," ungkap Mahendra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahendra mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali masih mengevaluasi TMD. Apalagi, TMD masih menjadi andalan masyarakat dalam mobilitas sehari-hari dan merupakan salah satu layanan publik yang bagus.

"Jadi, kami berusaha untuk tetap beroperasi," jelas mantan perwira tinggi Polri itu.

Masyarakat Ingin TMD Tetap Beroperasi

Penumpang tidak setuju dengan penghentian operasi TMD pada 2025. Pasalnya, banyak yang merasa dimudahkan untuk menjangkau jarak jauh.

Salah satu penumpang TMD, Rismaya Dewi (25), menyayangkan jika bus tersebut tidak dilanjutkan operasionalnya pada 2025. Sebab, ada kemudahan yang dia dapatkan ketika ingin ke bandara, tetapi jaraknya cukup jauh dari rumahnya di Mengwi.

"Cukup menyulitkan sih karena waktu itu keperluanku dari bandara ke Ubung. Jadi aku bakal kesusahan lagi bolak-balik bandara karena kalau pakai ojek online terlalu mahal. Sedangkan TMD murah Rp 4 ribu dengan jarak tempuhnya panjang," ucap Rismaya saat ditemui di Terminal Ubung, Denpasar, Jumat (27/12/2024).

Rismaya menyarankan pengelola TMD agar menambah jam operasional sampai malam. Sebab, dia cukup kesulitan jika ada kegiatan sampai malam, tetapi tidak ada transportasi publik yang beroperasi.

"Karena aku sama teman-teman dari Mengwi berangkat ke TMD jam 1 siang, tetapi sopirnya ngasih tahu kalau mau balik lagi maksimal jam 4 atau 5 sore. Seharusnya kalau bisa sampai malam sesuai jam operasional bandara," ungkap Rismaya.

Penumpang lainnya, Komang Ari (22), setali tiga uang. Namun, ia merasa banyak rutenya belum terintegrasi dengan baik kepada masyarakat.

"Banyak faktor, termasuk halte kurang banyak. Jadi tidak terfasilitasi semuanya, tetapi layanannya bagus," terang Komang.

Komang menyarankan agar pemerintah mencarikan solusi untuk dapat memberikan fasilitas layanan bagi masyarakat yang masih merasa jarak rumah ke halte cukup jauh.

"Tiga kali naik, ada yang dari Terminal Persiapan ke Ubung terus bandara ke Jalan Sudirman terus dari Jalan Gatot Subroto ke Ubung," ungkap Komang.

Angkut 8,2 Juta Penumpang Selama Beroperasi

Sebanyak 8,2 juta penumpang telah menaiki bus TMD sejak pertama kali beroperasi pada 2020 hingga 22 Desember 2024. Namun, jumlah penumpang turun sejak dua tahun terakhir, yakni pada 2023 dan 2024.

Berdasarkan data PT Satria Trans Jaya, bus TMD telah ditumpangi sebanyak 183.677 orang saat awal beroperasi pada 2020. Jumlah itu terhitung sejak September hingga Desember 2020.

Kala itu, baru empat koridor saja yang beroperasi. Pada koridor pertama (Sentral Parkir Kuta-Terminal Pesiapan) ada 38.657 orang yang naik bus berwarna merah, hitam, dan putih, itu.

Sedangkan, koridor dua (Terminal Ubung-Bandara) tercatat lebih banyak penumpang, yakni 121.706 orang. Di koridor tiga (Terminal Ubung-Pantai Matahari Terbit) sebanyak 19.760 orang. Kemudian, di koridor empat (GOR Ngurah Rai-Monkey Forest) tercatat lebih sedikit, yakni hanya 3.554 orang.

Penumpang bus TMD mengalami peningkatan yang signifikan di setiap koridornya pada 2021 dengan total sebanyak 1,8 juta penumpang. Koridor satu tercatat paling banyak penumpangnya mencapai 575.815 orang.

Kemudian, di koridor dua mencapai 453.002 orang. Koridor tiga tercatat ada 374.923 orang. Sedangkan, di koridor empat melonjak signifikan dari tahun sebelumnya, yakni 481.351 orang.

Memasuki tahun ketiga, seluruh koridor bus TMD makin meningkat angka penumpang dari dua tahun sebelumnya. Total penumpang pada tahun itu merupakan angka tertinggi selama beroperasi, yakni 2,3 juta orang. Apalagi, ada tambahan koridor lima (Sentral Parkir Kuta-Politeknik Negeri Bali).

Di koridor satu meningkat hingga 12 persen atau sebanyak 678.014 orang. Di koridor dua juga naik sebanyak 510.042 orang. Kemudian, di koridor tiga sebanyak 386.892 orang. Sedangkan, koridor empat ada 500.450 orang. Koridor lima yang terhitung rute baru menembus angka 315.347 orang.

Sayangnya, hampir seluruh koridor mengalami penurunan jumlah penumpang pada 2023. Tercatat total penumpang pada 2023 hanya 2 juta orang saja. Di koridor satu turun menjadi 580.510 orang dan koridor dua turun menjadi 455.144 orang.

Begitu juga di koridor tiga turun cukup drastis, yakni hanya 261.567 orang saja dan koridor empat hanya 397.129 orang. Hanya koridor lima saja yang mengalami peningkatan sebesar enam persen atau 379.989 orang.

Jumlah penumpang bus TMD kembali mengalami penurunan pada 2024, yakni hanya bisa menampung penumpang sebanyak 1,7 juta orang saja. Di koridor satu, jumlah penumpangnya turun menjadi 437.816 orang. Di koridor dua juga turun 391.186 orang.

Kemudian, di koridor tiga turun hampir 100 ribu dari tahun sebelumnya, yakni 158.152 orang. Di koridor empat turun sekitar tujuh persen saja, yakni 306.058 orang.

Pada tahun ketiga, koridor lima turun tiga persen atau 363.235 orang. Di pertengahan tahun 2024, TMD menambah satu koridor lagi. Bus itu mengambil rute Bandara menuju ITDC Nusa Dua. Baru beroperasi lima bulan, koridor lima mampu menampung 44.701 orang.

Walhasil, selama lima tahun beroperasi, bus TMD mengalami kenaikan pada tiga tahun pertama. Namun, jumlah penumpang mengalami penurunan di dua tahun terakhir.

Manajer Operasional Trans Metro Dewata, Ida Bagus Eka Putra, menjelaskan menurunnya penumpang karena ada perubahan sistem alat penghitungan pada 2024. Perubahan itu dilakukan oleh pemilik layanan, yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Ada perbedaan alat perhitungan penumpang, 2020 sampai dengan 2023 menggunakan kamera APC yang dipasang di atas pintu depan bus. Sedangkan 2024 perhitungan diambil dari alat pembayaran (tob dan Qris) sehingga ada kemungkinan data berbeda," ujar Budi kepada detikBali, Jumat (27/12/2024).




(iws/gsp)

Hide Ads