Ni Putu Kariani meninggal dunia di Turki akibat penyakit meningitis pada 14 Desember lalu. Jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali, itu akhirnya bisa diterbangkan ke Tanah Air setelah uang donasi yang terkumpul cukup.
Proses pemulangan jenazah Kariani sempat terkendala sejumlah masalah, terutama terkait biaya. Perusahaan tempat Kariani bekerja kesulitan menanggung biaya pemulangan setelah sebelumnya mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan perempuan berusia 44 tahun itu.
"Almarhumah sempat menjalani tiga kali kemoterapi dan dua kali operasi otak. Perusahaan sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pengobatan," ungkap Kepala Bidang Penempatan, Pelatihan Produktivitas, dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Jembrana, I Putu Agus Arimbawa, saat dikonfirmasi detikBali, Jumat (27/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arimbawa membenarkan proses pemulangan jenazah Kariani menggunakan uang donasi. Menurutnya, jenazah Kariani diperkirakan akan tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Sabtu (28/12/2024).
"Berkat penggalangan dana oleh relawan bersama Satgas PMI di Turki, akhirnya terkumpul dana sebesar US$ 4.500 yang digunakan untuk biaya pemulangan jenazah. Kami sangat berterima kasih atas kepedulian semua pihak yang telah membantu memulangkan jenazah almarhumah," ujar Arimbawa.
"Jenazah akan dijemput oleh keluarga ke bandara, serta pihak dinas tenaga kerja, dan relawan untuk dimakamkan di kampung halaman," imbuhnya.
Kariani diketahui jatuh sakit sejak Agustus 2024 dan diajukan untuk pulang ke Tanah Air sejak Oktober lalu. Namun, pemulangan Kariani terkendala lantaran kondisi kesehatannya yang terus memburuk.
(iws/iws)