.webp)
Artis dan seniman Happy Salma awalnya tidak mengetahui suaminya, Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa, adalah seorang keturunan bangsawan di Ubud, Gianyar, Bali. Sebab, meski memiliki darah keturunan bangsawan, suaminya adalah sosok yang santai.
"Kalau di cerita buku legenda, pangeran adalah pangeran, dia kan tidak seperti pangeran, biasa saja," kata Happy Salma dilansir dari detikPop, Senin (23/12/2024).
Happy Salma baru mengetahui suaminya merupakan keturunan puri di Ubud saat menikah. Ia kemudian melihat jika pernikahannya dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa bisa dibilang menjadi royal wedding.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan yang kini berusia 44 tahun itu banyak belajar soal budaya saat pernikahannya. Ada hal-hal yang tak akan mungkin ditemukan seperti di Jakarta saat menikah. Misalnya ketika dia mendapatkan hadiah berupa sepasang ayam dan sepasang bebek.
Saat menikah, selain upacara adat yang banyak, bintang film Guna-Guna Istri Muda itu diperlihatkan dengan masyarakat yang berbondong-bondong berpartisipasi dalam pernikahannya.
"Pas nikah ternyata di sana ada sistem kasta yang berlaku dan tiap kabupaten juga berbeda-beda cara mereka mendefinisikan ritual adatnya. Jadi saya pikir ya sama saja," terang Happy Salma.
"Ternyata pas pertama kali kami menikah betapa banyak masyarakat terlibat dalam kegiatan, ratusan orang berbondong-bondong, memberikan hadiah, terus bingkisan kayak hasil bumi atau apa, saya pikir itu hanya berlaku di cerita-cerita zaman dahulu ya," ucapnya sambil tersenyum.
Happy Salma selama ini hanya melihat hal itu dalam cerita legenda. Sekarang, Happy Salma mengalaminya sendiri.
"Saya pikir hanya ada di dalam cerita. Ternyata saya mengalami cerita itu," tutur bintang bintang film, pebisnis, dan penulis itu.
Artikel ini telah tayang di detikPop. Baca selengkapnya di sini!
(iws/gsp)
