Dinas Pariwisata (Dispar) Gianyar, Bali, mewanti-wanti para turis, baik domestik maupun mancanegara, agar berhati-hati berwisata di kawasan Ubud saat cuaca buruk. Cuaca yang kurang bersahabat membuat banyak pohon tumbang dan longsor di Gianyar, termasuk di Ubud.
Dispar Gianyar melakukan pengawasan khusus di tengah cuaca buruk. Mereka berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar untuk mengantisipasi dampak cuaca buruk.
Kepala Dispar Gianyar, I Wayan Gede Sedana Putra, mengatakan antisipasi tersebut dilakukan agar musibah seperti di Monkey Forest Ubud, tidak terulang. Saat itu, dua turis asing tewas tertimpa pohon tumbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasus di Monkey Forest menjadi catatan dan perhatian dunia pariwisata, khususnya kami di Gianyar agar tidak lagi terulang musibah serupa," kata Kadispar yang akrab di panggil Yande ini kepada detikBali, Minggu (22/12/2024).
"Imbauan kami berikan secara tertulis kepada semua pengelolaan objek wisata, baik swasta maupun yang dikelola pemerintah daerah, dalam hal ini Dispar Gianyar," imbuh Yande.
Sekretaris Daerah (Sekda) Gianyar, I Dewa Gede Alit Mudiarta, sebelumnya juga mengatakan semua objek wisata, khususnya alam, yang dikelolah pemerintah daerah mendapat perhatian penuh saat kondisi cuaca buruk.
"Khusus kejadian kemarin di Monkey forest adalah musibah yang tidak diduga dan pihak Desa Adat Padangtegal Ubud sudah mengambil langkah, termasuk pengelola objek, untuk bertanggung jawab," terang Alit.
Pemkab Gianyar sudah mengeluarkan surat imbauan yang isinya untuk mewaspadai cuaca buruk, baik kegiatan pendidikan, usaha hingga pariwisata. "Bagi usaha yang melakukan usaha dekat laut, sungai, tebing, waspada ancaman gelombang tinggi, air bah hingga pohon tumbang," jelas Alit.
BPBD Catat 14 Pohon Tumbang di Gianyar
BPBD Gianyar menangani 14 titik pohon tumbang dan tanah longsor pada Minggu (22/12/2024). Belasan bencana tersebut terjadi akibat hujan deras yang mengguyur Gianyar sejak pagi hingga siang.
Salah satu titik pohon tumbang bahkan menutupi akses jalan di Campuhan, Ubud, Gianyar. Akibatnya, pengendara dari arah Denpasar tidak bisa melintas karena pohon melintang di tengah jalan.
"Tim kami juga menangani banyak peristiwa bencana hari ini," ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba, kepada detikBali.
Menurut Suamba, tim BPBD Gianyar sempat terkendala menuju lokasi pohon tumbang di kawasan Campuhan karena situasi lalu lintas padat dan tersendat. Terlebih, bencana itu terjadi saat akhir pekan menjelang libur Nataru 2024/2025.
Suamba lantas memerinci 14 titik pohon tumbang dan tanah longsor yang ditangani BPBD Gianyar. Di antaranya, pohon tumbang menimpa kandang babi dan longsor menutup akses jalan di Banjar Pengaji, Desa Melinggih Kelod, Payangan. Kemudian, ada pula pohon tumbang dan longsor menutup akses jalan di Pupuan, Tegallalang.
Berikutnya, pohon tumbang juga menutupi akses jalan Kabetan Kelod dan Bakbakan, Gianyar. Tak hanya itu, material longsor juga menutup sebagian jalan Bulukan menuju Bonjaka, Tegallalang, hingga menimbun satu mobil yang sedang terparkir.
"Sebagian masih belum ditangani, kami akan lanjutkan besok," ungkap Suamba.
Pohon Tumbang-Longsor juga Terjadi di Jembrana
Bencana akibat cuaca buruk tidak hanya melanda kawasan Gianyar, tetapi juga di berbagai daerah lain di Bali. Salah satunya, yakni pohon tumbang yang menimpa rumah warga di Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana, Minggu (22/12/2024).
Pohon menimpa rumah I Kade Wirasa pukul 08.30 Wita. Warga sekitar saat itu mendengar suara gemuruh yang sangat keras. Setelah dicek, ternyata sebuah pohon tiwul setinggi sekitar 23 meter tumbang.
"Pohonnya tumbang karena tidak kuat menahan angin kencang dan hujan deras," ungkap Kapolsek Melaya AKP I Ketut Sukadana.
Akibat kejadian ini, bagian belakang rumah I Kade Wirasa mengalami kerusakan cukup parah. Genting-genting pecah akibat tertimpa pohon. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, diperkirakan kerugian mencapai Rp 3 juta.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam, terutama saat musim hujan seperti sekarang ini," imbuh Sukadana.
Selain pohon tumbang, di Melaya juga terjadi tanah longsor akibat hujan deras. Pagar belakang Puskesmas Pembantu Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, roboh sekitar pukul 11.30 Wita.
Diketahui, pagar sepanjang 10 meter dengan tinggi 1,5 meter tersebut roboh akibat terkikis air dari saluran irigasi Subak Berawantangi yang meluap. Peristiwa ini mengakibatkan kerugian mencapai Rp 10 juta.
"Kami dari TNI/Polri sudah melakukan pembersihan dibantu warga di lokasi longsor," kata Sukadana.
Sekolah di Klungkung Rusak Akibat Tebing Longsor
Bencana juga melanda wilayah Klungkung. Guyuran hujan deras membuat tebing di belakang bangunan SMP Negeri (SMPN) 1 Dawan, Klungkung, tiba-tiba longsor, Minggu (22/12/2024). Selain merusak ruang kelas, longsor juga menimpa pagar sekolah hingga rusak berat.
Kepala Dinas Pendidikan Klungkung, I Ketut Sujana, mengatakan kejadian itu membuat tembok ruang kelas jebol. Material longsor berupa batu hingga tanah masuk ke ruang kelas. Beruntung, saat kejadian kelas dalam keadaan kosong karena siswa libur. Tak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa ini.
"Kondisi yang rusak parah ada dua ruang kelas. Tembok kelas jebol, hingga material tanah sampai batu semua masuk ke dalam kelas," jelas Sujana.
Dia menjelaskan ruang kelas yang rusak itu sehari-hari digunakan untuk kelas VII dan IX. Peristiwa itu langsung dilaporkan kepada BPBD Klungkung.
"Kami koordinasi dengan BPBD Kabupaten Klungkung untuk membantu menangani," imbuh Sujana.
Kepala Pelaksanaan (Kalaksa) BPBD Klungkung, I Putu Widiada, mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) telah membersihkan longsor di lokasi. "Material longsor cukup banyak, masuk ke dalam ruang kelas dan menjebol tembok hingga ruangan rusak, kerugian juga lagi dihitung," terangnya.
Ada 114 Bencana di Karangasem Sejak Awal Desember
Wilayah timur Bali, yakni di Karangasem, juga tidak terhindar dari bencana. BPBD Karangasem mencatat 114 bencana akibat hujan deras dan angin kencang sejak awal Desember 2024. Ratusan bencana tersebut terhitung berdasarkan data per 1-21 Desember 2024.
"Ratusan bencana tersebut lebih didominasi oleh pohon tumbang, sedangkan tanah longsor dan banjir hanya beberapa kejadian," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, Minggu (22/12/2024).
Arimbawa mengungkapkan sebanyak 45 dari 78 desa dan kelurahan di Gumi Lahar terdampak bencana akibat cuaca ekstrem sejak awal Desember. Menurutnya, Kecamatan Manggis menjadi wilayah yang paling banyak dilanda bencana.
"Estimasi kerugian akibat dampak dari bencana tersebut diperkirakan mencapai Rp 483 juta," ujar Arimbawa.
Tidak ada korban jiwa akibat berbagai bencana di Karangasem tersebut. Arimbawa mengatakan dua orang mengalami luka-luka dan puluhan warga sempat terisolasi seusai kejadian.
Arimbawa memprediksi estimasi kerugian akibat bencana diperkirakan akan terus bertambah. Ia meminta warga untuk tetap mengutamakan keselamatan di tengah cuaca ekstrem.
"Saat ini, personel BPBD Karangasem juga sedang melakukan penanganan pohon tumbang di beberapa wilayah," ucap Arimbawa.
(iws/hsa)