Saat Natal tiba, meja perayaan hampir selalu dihiasi oleh aneka makanan khas, salah satunya adalah kue jahe atau gingerbread cookies. Kue ini seakan menjadi simbol Natal di berbagai belahan dunia, dari Eropa hingga Amerika, bahkan di Indonesia. Namun, apa yang membuat kue jahe begitu identik dengan Natal? Berikut penjelasan sejarah dan tradisinya.
Alasan Kue Jahe Identik dengan Natal
Kue jahe dianggap sebagai salah satu jenis kue kering tertua di dunia. Jejak sejarahnya dimulai pada tahun 2400 SM di Yunani, ketika jahe sudah digunakan sebagai bahan campuran kue.
Meski begitu, kue jahe baru dikenal luas pada abad ke-11, ketika pelaut Eropa membawa jahe dari Asia. Jahe kala itu adalah rempah langka yang sangat berharga, sehingga penggunaannya menjadi simbol kehangatan dan kemewahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para juru masak Eropa kemudian bereksperimen menggunakan jahe untuk menciptakan kue kering yang tidak hanya lezat, tetapi juga tahan lama. Aroma jahe yang khas dan manfaatnya untuk menghangatkan tubuh membuat kue ini semakin digemari, terutama di musim dingin.
Perayaan Natal yang jatuh pada 25 Desember bertepatan dengan musim dingin di banyak negara Eropa. Di tengah suhu dingin, makanan yang dapat memberikan kehangatan sangat dibutuhkan. Kue jahe, dengan kandungan jahe yang mampu menghangatkan tubuh, menjadi pilihan tepat untuk menemani musim salju.
Tradisi ini berlanjut hingga ratusan tahun, dan kue jahe pun menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Natal. Setiap gigitan tidak hanya menawarkan rasa yang hangat, tetapi juga membawa nuansa nostalgia tradisi kuno.
Awalnya, kue jahe dibuat dalam bentuk-bentuk sederhana seperti bunga atau burung. Namun, pada abad ke-16 di Jerman, para pembuat kue mulai menciptakan bentuk-bentuk lain yang lebih meriah, seperti boneka manusia, pohon Natal, dan Sinterklas.
Untuk menambah daya tarik, kue jahe dihias dengan icing sugar berwarna putih, merah, dan hijau warna yang sangat identik dengan Natal. Bentuk dan hiasan inilah yang membuat kue jahe tidak hanya lezat tetapi juga menjadi dekorasi yang cantik di meja makan hingga menarik perhatian.
Kue jahe biasanya dinikmati bersama minuman hangat khas Natal, seperti kue rambut dan kue salju yang sering dijadikan jajanan khas natal. Kombinasi ini menciptakan suasana hangat dan nyaman, khas perayaan Natal bersama keluarga.
Dengan sejarah panjang, rasa khas, dan kehangatan yang diberikannya, tidak heran jika kue jahe menjadi ikon Natal. Setiap kali kue ini tersaji di meja, ia seolah mengingatkan kita akan tradisi berusia ratusan tahun yang terus hidup hingga kini. Jadi, saat kamu menikmati kue jahe di musim Natal ini, kamu juga turut merayakan warisan budaya yang hangat dan penuh makna.
Apakah kamu sudah menyiapkan kue jahe untuk Natal kali ini?
Artikel ini ditulis oleh Vincencia Januaria Molo peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(nor/nor)