Kisah Rusa dan Sinterklas di Malam Natal

Kisah Rusa dan Sinterklas di Malam Natal

Vincencia Januaria Molo - detikBali
Minggu, 22 Des 2024 05:30 WIB
Santa Claus dan rusa. (Freepik)
Foto: Santa Claus dan rusa. (Freepik)
Denpasar -

Semeton, selain pohon Natal dan kue jahe, sosok Sinterklas juga menjadi ikon yang tak terpisahkan dari perayaan Natal. Cerita tentang Sinterklas dan rusa-rusanya sangat menarik, terutama bagi anak-anak.

Sinterklas atau yang dikenal sebagai Santa Claus, adalah pria tua berjanggut putih dengan pakaian merah cerah dan karung hadiah. Sosok ini identik dengan Natal karena ceritanya tentang membagikan hadiah kepada anak-anak di malam Natal.

Asal-usul Sinterklas berasal dari kisah Saint Nicholas, seorang uskup dermawan dari Myra, Turki, pada abad ke-4. Saint Nicholas terkenal karena kebaikan hatinya, seperti memberi emas secara diam-diam kepada keluarga miskin. Tradisi ini dirayakan setiap 6 Desember di Eropa dan kemudian berkembang menjadi kebiasaan memberi hadiah pada Natal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika tradisi ini dibawa ke Amerika oleh bangsa Belanda, nama Sinterklas berubah menjadi Santa Claus. Penggambaran Sinterklas asli menunjukkan seorang uskup berjubah merah dengan topi mitra dan tongkat gembala. Namun, versi modern Santa Claus dengan pakaian merah dan perut besar mulai dipopulerkan oleh Coca-Cola pada tahun 1930-an.

Cerita tentang rusa yang menarik kereta Sinterklas mulai berkembang pada abad ke-19 di Amerika dan Inggris. Rusa-rusa ini pertama kali muncul dalam puisi berjudul 'A Visit from St. Nicholas' yang ditulis pada 1823. Dalam puisi tersebut, ada delapan rusa bernama Dasher, Dancer, Prancer, Vixen, Comet, Cupid, Donder, dan Blitzen.

ADVERTISEMENT

Kisah tentang Rudolph, si rusa berhidung merah, muncul pada 1939 dalam buku 'Rudolph: The Red-Nosed Reindeer' karya Robert L. May. Rudolph dikenal karena hidungnya yang bersinar seperti lampu dan membantu Sinterklas menavigasi malam yang berkabut. Sejak saat itu, Rudolph menjadi bagian tak terpisahkan dari kawanan rusa Sinterklas.

Cerita tentang Sinterklas dan rusa-rusanya bukan hanya sekadar dongeng, tetapi juga simbol kebaikan dan berbagi. Anak-anak di berbagai negara menantikan hadiah dari Sinterklas, sementara orang dewasa menikmati tradisi memberi sebagai bentuk cinta dan kebahagiaan.

Jadi, Semeton, itulah cerita menarik di balik sosok Sinterklas dan rusa-rusanya. Semoga Natal kali ini membawa kebahagiaan dan semangat berbagi untuk semua!

Artikel ini ditulis oleh Vincencia Januaria Molo peserta magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(nor/nor)

Hide Ads