Waspada, Lansia Rawan Terjangkit Cacar Api

Waspada, Lansia Rawan Terjangkit Cacar Api

Ida Bagus Putu Mahendra - detikBali
Sabtu, 07 Des 2024 21:29 WIB
Sukamto Koesno, dalam kegiatan sosialisasi penyakit Herpes Zoster di Denpasar, Sabtu (7/12/2024). (Ida Bagus Putu Mahendra/detikBali)
Foto: Sukamto Koesno, dalam kegiatan sosialisasi penyakit Herpes Zoster di Denpasar, Sabtu (7/12/2024). (Ida Bagus Putu Mahendra/detikBali)
Denpasar -

Herpes zoster atau penyakit cacar api rawan menginfeksi kelompok usia senja atau lanjut usia (lansia). Penyakit ini juga mudah menjangkiti orang-orang yang memiliki immunocompromised atau masalah kekebalan tubuh. Termasuk orang yang mengidap HIV.

"Demikian juga dengan penyakit jantung, pasien yang mendapatkan kemoterapi," terang dr. Sukamto Koesno kegiatan sosialisasi penyakit Herpes zoster di Denpasar, Sabtu (7/12/2024).

Sukamto menjelaskan cacar api yang ditandai dengan ruam dan bintik layaknya cacar air, dapat membuat penderitanya mengalami rasa sakit meski hanya dengan sentuhan. Bahkan, rasa nyeri dapat bertahan hingga tiga bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau tiga bulan masih sakit, itu kita sebut nyeri post herpes. Ternyata kelompok immunocompromised yang lebih banyak terjadi komplikasi ini. Satu lagi, kelompok senior, di atas 50 tahun," bebernya.

Dalam keadaan ekstrem, Sukamto melanjutkan, cacar api dapat mengakibatkan rasa nyeri yang tak tertahankan. Bahkan, obat pereda rasa nyeri terkadang tak mempan.

ADVERTISEMENT

"Bahkan dalam keadaan ekstrem, nyeri yang sangat sehingga obat antinyeri tidak bisa mengendalikan nyeri tadi," imbuhnya.

Sementara itu, dr. Tjokorda Istri Amrita Rosvanti, menerangkan sejatinya penyakit cacar api merupakan reaktivasi dari virus Varicella zoster yang menyebabkan cacar air.

Ketika seseorang sembuh dari penyakit cacar air, sebagian virus masih berdiam diri dalam tubuh yang bersangkutan. Virus ini, berada pada ganglion saraf. Ketika daya tahan tubuh menurun, maka virus akan kembali naik ke permukaan serabut saraf.

Rasa nyeri terjadi, Rosvanti berujar, lantaran virus berada pada serabut saraf. "Karena dia ada di serabut saraf. Ketika terjadi infeksi, dia akan meradang sehingga apapun yang menyentuh kulit kita, akan menjadi dua kali lipat rasa sakitnya," ujar Rosvanti.

Pencegahan terhadap cacar api dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi.

Manish Munot, General Manager dan President Director GSK Indonesia menuturkanpihaknya mendorong upaya pencegahan terhadap penyakit cacar api. Vaksin cacar api sudah tersedia sejak Juli 2024.

Munot terus menjalin komunikasi dengan pemerintah agar vaksinasi dapat menjadi program untuk masyarakat. "Untuk bisa ada kerja sama dengan pemerintah, tentunya akan menjadi sesuatu yang sangat baik untuk masyarakat. Tapi kami melihat untuk menjadikan program vaksinasi dewasa sebagai program pemerintah, itu membutuhkan diskusi," urai dia.




(hsa/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads