TNI AU Kaji Pembelian Alutsista di Bali International Airshow

TNI AU Kaji Pembelian Alutsista di Bali International Airshow

Aryo Mahendro - detikBali
Selasa, 17 Sep 2024 16:37 WIB
Konferensi pers Bali International Airshow di BNDCC, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (17/9/2024). (Foto:Β Aryo Mahendro/detikBali)
Konferensi pers Bali International Airshow di BNDCC, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (17/9/2024). (Foto:Β Aryo Mahendro/detikBali)
Badung -

Bali International Airshow menjadi wadah untuk mempelajari teknologi kedirgantaraan dan pertahanan. TNI AU juga dapat mengkaji pengadaan alutsista baru melalui pameran kedirgantaraan se-Asia Tenggara yang bakal berlangsung di Bali dari 18-21 September 2024.

"Dari Airshow yang didatangi, muncul ide-ide dan pembanding untuk membeli alutsista baru," kata Asisten Potensi Dirgantara TNI Angkatan Udara (Aspotdirga) Kasau Marsda TNI AU Andi Wijaya saat konferensi pers Bali Airshow di BNDCC, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (17/9/2024).

Andi mencontohkan pembelian puluhan unit jet tempur asal Eropa bernama Rafale. Pembelian jet tempur itu tercetus saat Indonesia menghadiri perhelatan serupa di luar negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Andi berujar, ada mekanisme tersendiri untuk pembelian semua jenis alutsista. "Kalau di sini (Bali Airshow) bukan bisnis TNI membeli pesawat. Dalam hal ini, TNI AU mendukung kegiatan Bali International Airshow dengan mendatangkan alutsistanya," imbuhnya.

Sebagai informasi, alur singkat pembelian alutsista dimulai dari TNI. Instansi militer Indonesia itu menyerahkan jenis dan spesifikasi alutsista yang dibutuhkan untuk dibahas di Kementerian Pertahanan. Jika disetujui, dana pembelian alutsista akan dicairkan melalui Kementerian Keuangan.

ADVERTISEMENT

"Untuk pembelian (alutsista) itu ada mekanismenya, bukan kami. Kami hanya user (pengguna)," jelasnya.

CEO PT Inaro Tujuh Belas Andy Wismarsyah menerangkan Bali Airshow bukan ajang untuk jual beli pesawat. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi ajang bagi instansi militer dan pelaku industri penerbangan untuk bertukar ide dan teknologi kedirgantaraan.

"Kalau nggak ada pembelian, tanda tangan perjanjian saja. Lalu, (jika) tiba-tiba ada pembelian setelah itu, tidak masalah. Tapi, ini masalah membentuk kepercayaan dan saling memberikan ide," kata Andy.

Andy mencontohkan dua unit pesawat terbaru buatan Amerika Serikat bernama The Lockheed Martin F-35 Lightning II. Dua pesawat itu akan dibawa Angkatan Udara Australia saat menghadiri Bali Airshow. Menurut Andy, Indonesia dan negara lain dapat mempelajari teknologi F-35 saat kegiatan tersebut berlangsung.




(iws/gsp)

Hide Ads