Penyebab kebakaran Pasar Ubud, Gianyar, Bali, pada Sabtu (17/8/2024) mulai terkuak. Bidang Laboratorium Forensik (Bid Labfor) Polda Bali masih melakukan penyelidikan, tetapi kuat dugaan penyebab kebakaran adalah korsleting arus listrik dari salah satu toko di basement atau ruang bawah tanah (rubanah).
"Kepolisian mengamankan kabel (dan) abu arang dari lokasi awal terbakar dengan dugaan awal adalah korsleting listrik," kata Kapolres Gianyar, AKBP Umar, Senin (19/8/2024).
Umar menjelaskan polisi telah mendapatkan keterangan satuan pengamanan (satpam), Sang Putu Yoga Putra, yang bertugas saat itu. Satpam itu awalnya mendapatkan laporan dari seorang tukang parkir, I Wayan Budiartana, sekitar pukul 13.00 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yoga Putra menerima laporan jika ada kobaran api muncul pertama kali dari lapak dagang yang menjual aneka plastik, kain, sembako, dan sejenisnya. Lapak itu milik Sri Supadmi, pedagang asal Desa Nyalian, Klungkung, yang berjualan dekat tangga.
"Posisinya ada di nomor dua, dan dari keterangan satpam langsung mendobrak pintu rolling door, untuk memadamkan api menggunakan hydrant pillar," jelasnya.
Namun, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil. Api terus membesar dan menyambar barang-barang, termasuk gas elpiji ikut terbakar. Yoga Putra langsung melapor agar pemadam kebakaran (damkar) turun membantu pemadaman.
Umar mengungkapkan titik kebakaran di Pasar Ubud, yakni pada los penjualan sayur mayur, bahan pokok kering seperti beras, dan sejenisnya. Sementara blok bagian utara dan sisi selatan yang dipakai untuk berjualan daging masih utuh.
"Api juga sempat naik ke lantai atas dan membakar los pada gedung lantai satu dan lantai dua blok timur yang terbakar berupa satu los kain di lantai dua," jelas Umar.
Menurut Umar, hasil olah tempat kejadian perkara ditemukan sebanyak 28 unit kendaraan yang teridentifikasi hangus terbakar. Polisi belum dapat mendata kepemilikan sebanyak 28 kendaraan itu.
"Ada juga yang diselamatkan dalam kondisi utuh sebanyak 28 unit, tetapi pemilik juga belum diketahui, " ungkap Umar.
(hsa/hsa)