Kemenko Polhukam Respons Soal Perempuan Baduy Dieksploitasi Lewat Sosmed

Badung

Kemenko Polhukam Respons Soal Perempuan Baduy Dieksploitasi Lewat Sosmed

I Wayan Sui Suadnyana, Rizki Setyo Samudero - detikBali
Rabu, 03 Jul 2024 13:58 WIB
Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam Andry Wibowo di Kuta, Badung, Rabu (3/7/2024). (Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Foto: Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam Andry Wibowo di Kuta, Badung, Rabu (3/7/2024). (Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Badung -

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) merespons terkait budayawan Banten yang meminta influencer atau pemengaruh agar menyetop pembuatan konten kecantikan perempuan adat Baduy.

Staf Ahli Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam Irjen Andry Wibowo mengajak agar ekosistem asli dari keberagaman Indonesia harus dijaga bersama. Sebab, nilai yang dibangun Indonesia adalah Pancasila yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

"Indonesia ada karena kebhinekaan, makanya ekosistem asli yang tumbuh di Indonesia harus kita jaga," ujar Andry seusai menghadiri acara Rembuk Gerakan Indonesia Tertib di Kuta, Badung, Rabu (3/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andry menilai respons budayawan tersebut tepat. Sebab, perempuan Baduy merupakan hak adat, kedaerahan, dan keaslian. Hal itulah yang melahirkan Indonesia menjadi negara keberagaman.

Ia berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melihat masalah yang terjadi. Sebab, hal itu menjadi kewenangan dari pemerintah daerah (pemda). Andry meminta adanya solusi yang tepat dengan konsep kebhinekaan.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, budayawan Banten, Uday Suhada, menyoroti maraknya influencer membuat konten soal kecantikan perempuan adat Baduy. Uday meminta para influencer berhenti membuat konten yang eksploitasi perempuan Baduy.

"Saya tentu sangat prihatin sekaligus marah atas kelakuan sejumlah content creator atau influencer medsos atau apa pun namanya, yang makin ke sini makin mengeksploitasi perempuan muda Baduy," kata Uday dilansir dari detikNews, Selasa (2/7/2024).

Menurut Uday, masih ada hal lain yang bisa diulas para konten kreator di kawasan Baduy. Misalnya, soal kebudayaan, adat istirahat, maupun kesenian. Sehingga, perempuan Baduy tak lagi menjadi objek konten.

"Jangan jadikan mereka sebagai objek. Jadikan mereka subjek, teladan, tuntunan, bukan tontonan," jelasnya.

Uday mengatakan Lembaga Adat Baduy marah karena konten eksploitatif tersebut. Lembaga adat Baduy bahkan melakukan rapat pada (29/6/2024) untuk merespons fenomena ini.

"Jadi atas dasar hasil musyawarah, para tokoh adat Baduy Dalam dan Baduy Luar, sebagai pendamping komunitas adat Baduy, saya mengultimatum siapa pun dan di mana pun para content creator setop membuat content yang mengeksploitasi kecantikan perempuan Baduy. Kemudian, men-take down content yang sudah ditayangkan," tegasnya.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads