Mendagri Beberkan Tipologi Masyarakat Indonesia dalam Penerapan Smart City

Badung

Mendagri Beberkan Tipologi Masyarakat Indonesia dalam Penerapan Smart City

Ronatal Siahaan - detikBali
Rabu, 12 Jul 2023 18:07 WIB
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian seusai pembukaan event β€œOpening Ceremony of The 6th ASEAN Smart Cities Network Annual Meeting” di Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Badung, Rabu (12/7/2023). (Ronatal Siahaan/detikBali).
Foto: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian seusai pembukaan event
Badung -

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut tipologi masyarakat di Indonesia menjadi tantangan dalam penerapan Smart City. Seperti di daerah-daerah terpencil, yakni Suku Anak Dalam dan Suku Baduy di Banten.

"Yang saya tadi sampaikan, masyarakat-masyarakat tradisi seperti di Baduy itu nggak mau ada TV. Nggak mau ada internet. Ya, jangan dipaksa dulu, tapi kami kasih pendidikan supaya suatu saat bisa diterima untuk mempermudah kehidupan," ujar Tito sesuai Opening Ceremony of The 6th ASEAN Smart Cities Network Annual Meeting" di Intercontinental Resort Bali, Jimbaran, Badung, Rabu (12/7/2023).

Maka dari itu, digitalisasi ke wilayah peradaban yang menolak teknologi tak semestinya dipaksakan. Tito menyebut bisa dilakukan secara manual.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Otomatis sistem pemerintah yang bisa digunakan ya jangan digitalisasi, tapi manual. Tapi sifat terbatas. Digitalisasi dilakukan untuk bidang-bidang tertentu, tapi juga yang manual tetap jalan," tandasnya.

Sebelumnya, Tito Karnavian ingin menerapkan Smart City di penjuru Indonesia. "Ini kan menerapkan Smart City (kota cerdas). Artinya kami memperkenalkan digitalisasi dalam berbagai sektor. Baik pemerintahan berkolaborasi dengan akademik, swasta, elemen-elemen masyarakat, ormas untuk membangun kota yang cerdas," ujar Tito seusai acara, Rabu.

ADVERTISEMENT

Tito mengatakan kemajuan teknologi informasi khususnya digitalisasi, untuk di kota-kota memang sudah berjalan. Dia juga menyebut banyak inovasi yang dikerjakan oleh kota-kota besar.

"Nah, kami beranggapan digitalisasi ini akan mempermudah pelayanan publik, mempermudah akses masyarakat, transportasi yang baik, sistem kesehatan, sistem pendidikan, sistem bantuan sosial. Kemudian sistem penanganan masalah krisis, kesehatan," papar Tito.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads