Kabinet Perang Israel Bubar

Kabinet Perang Israel Bubar

Tim detikNews - detikBali
Senin, 17 Jun 2024 20:45 WIB
Rumah Pengungsian Palestina di Rafah dijatuhi bom oleh tentara Israel paha Minggu (26/5). Ini foto-fotonya.
Foto: Potret kamp pengungsian di Rafah, Jalur Gaza dibom tentara Israel. (Dok. BBC)
Bali -

Kabinet perang Israel dilaporkan telah bubar. Perdana Menteri (PM) dikabarkan membubarkan kabinet perang seiring pengunduran diri mantan jenderal militer Benny Gantz pekan lalu.

Diketahui, kabinet perang dalam pemerintahan Israel terdiri dari enam pejabat tinggi Tel Aviv. Seorang pejabat militer Israel mengungkaplkan Netanyahu bakal menggelar rapat konsultasi dengan sekelompok menteri untuk membahas perang yang berkecamuk melawan Hamas di Jalur Gaza.

Dilansir detikNews, Senin (17/6/2024), rapat tersebut akan dihadiri oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa waktu terakhir, Netanyahu menghadapi tuntutan dari sekutu-sekutu beraliran nasionalis-religius dalam koalisi pemerintahannya, seperti Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, agar disertakan ke dalam kabinet perang.

Langkah semacam itu berpotensi meningkatkan ketegangan antara Israel dengan mitra-mitra internasional, termasuk Amerika Serikat (AS).

ADVERTISEMENT

Kabinet perang Israel dibentuk setelah Gantz, yang pernah menjabat Wakil PM dan Menhan di negara Yahudi itu, bergabung dengan Netanyahu dalam pemerintahan persatuan nasional pada awal perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

Kabinet perang itu juga menyertakan sekutu Gantz, seperti Gadi Eisenkot dan Aryeh Deri, yang merupakan ketua partai keagamaan Shas, sebagai pengamat.

Gant dan Eisenkot telah mengundurkan dari pemerintahan Israel pekan lalu. Alasan mereka, Netanyahu gagal dalam menyusun strategi perang di Jalur Gaza.

Dalam pengumuman pengunduran dirinya pekan lalu, Gantz menuduh Netanyahu tidak memiliki strategi perang yang efektif di Jalur Gaza dan gagal dalam perang melawan Hamas.

"Netanyahu menghalangi kita untuk meraih kemenangan nyata. Itu sebabnya kami meninggalkan pemerintahan darurat hari ini dengan berat hati," kata Gantz dalam pidato yang disiarkan televisi setempat dan dilansir AFP, Senin (10/6/2024 lalu.

Dia juga menyerukan pemilu dini untuk Israel dan menegaskan bahwa "harus ada pemilu yang pada akhirnya akan membentuk pemerintahan yang akan mendapatkan kepercayaan rakyat dan mampu menghadapi tantangan".

Artikel ini telah tayang di detikNews, baca di sini




(hsa/hsa)

Hide Ads