Eks Vokalis Roxx-Edane Gabung Lawang Pitu, Sempat 'Jual Mahal' Saat Ditawari

Eks Vokalis Roxx-Edane Gabung Lawang Pitu, Sempat 'Jual Mahal' Saat Ditawari

I Wayan Sui Suadnyana, Agus Eka Purna Negara - detikBali
Senin, 17 Jun 2024 19:01 WIB
Trison Manurung (dua kiri) bersama Lawang Pitu perkenalkan debut album Anugerah Harmoni di Bali. (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Foto: Trison Manurung (dua kiri) bersama Lawang Pitu perkenalkan debut album 'Anugerah Harmoni' di Bali. (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Badung -

Eks vokalis Roxx dan Edane, Trison Manurung, bergabung dengan Lawang Pitu sebagai front liner. Trison menjadi pelengkap bagi band yang digawangi Asisi Basuki/ACC (bass), Sadtriyo (gitar), Arif Rahman (drum), dan Jibonez (gitar) itu.

Sekelumit kisah menarik terungkap di balik bergabungnya Trison. Trison ternyata tak serta-merta menerima pinangan Lawang Pitu untuk mengisi posisi vokal pascaditinggal vokalis terdahulu, Doddy Katamsi. Trison 'jual mahal' saat anak-anak Lawang Pitu menawarinya.

"Saya lihat dulu lagu mereka seperti apa. Waktu saya dengarkan, (materi) album ini masih Doddy Katamsi yang nyanyi. Saya dengarkan lagunya. Pastinya karakter suara sudah beda," ucap Trison saat ditemui di kawasan Kuta, Badung, baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lawang Pitu bersama Trison kini akhirnya menuntaskan penggarapan album pertama mereka bertajuk 'Anugerah Harmoni'. Berisi 10 lagu, album dari band yang dibentuk para musisi gaek era 90-an ini berhasil menelurkan nuansa musik baru di Tanah Air dengan balutan 'rock to metal'.

Butuh waktu sebulan bagi band bersabar untuk mengisi suara Trison dalam 10 trek lagu di album itu. Proses dan tahap dikerjakan serius lewat workshop. Harapannya agar karakter Trison bisa kawin dengan musik Lawang Pitu.

ADVERTISEMENT

Upaya itu tidak sia-sia. Trison ikut andil dalam penggarapan materi album pertama Lawang Pitu. Di antaranya 'Takdir' yang liriknya ditulis Trison serta 'Semangat Juang Pertiwi' yang turut diciptakan Trison bersama Asisi, Jibonez, Sadtriyo, dan Arief.

Trison mencoba melepas karakter khasnya di Roxx maupun Edane saat nyanyi di Lawang Pitu. Band ini akhirnya terbukti sukses mengemas genre metal jadi bergaya slow-rock lewat album 'Anugerah Harmoni'.

Trison mencoba membuat signature vokal yang berbeda untuk Lawang Pitu. Dia berpendapat, karakter suaranya yang berat justru membuat aransemen Lawang Pitu lebih keren dari sebelumnya.

"Saya berpikir, kalau lagu-lagu ini (Lawang Pitu) diisi ulang, kemungkinan dan mudah-mudahan lebih keren. Kalau suara nggak ada bedanya, karakternya, buat apa masuk Lawang Pitu, kan hehehe," ucapnya.

Mereka akan menjalani mini tur album di beberapa kota di Jawa. "Nanti kami memulai dari Blitar, setelah itu Malang, Surabaya, Madiun, Jogja, Semarang, dan Wonogiri. Kami ingin menyalurkan suara-suara era 90-an," ujar Trison.

Bassist Lawang Pitu, Asisi, bercerita mengenai ketertarikan mereka dengan Trison. Ternyata kesukaan para personel terhadap karya-karya Metallica membuat Trison terjebak masuk band.

"Kebetulan kesukaan yang sama. Selama beberapa kali main, kami tawari beberapa lagu. 'Oke juga nih. Om Trison main dong'. Ternyata gayung bersambut aja. Kayak mau pacaran aja kan, mau nggak nyanyiin lagu kami. Terjadilah hari ini," tutur Asisi.

Asisi mengungkapkan lagu-lagu di album 'Anugerah Harmoni' disiapkan selama tiga bulan. Penggarapan album itu sebenarnya menghasilkan 12 lagu, tetapi mereka memilih memasukkan 10 lagu. Sisanya disiapkan untuk masuk ke dalam album kedua.

Asisi mengakui debut album ini terbilang terlambat karena berbagai alasan. Akhirnya, debut album itu mepet dengan rencana peluncuran album kedua yang ditargetkan rilis pada Oktober mendatang.

Meski begitu, kualitas materi album 'Anugerah Harmoni' patut diperhitungkan. Nuansa lagu yang slow rock terdengar semakin segar dengan pembawaan metal di setiap aransemennya. Harapannya, lagu-lagu mereka diterima pendengar era sekarang.

"Kami ini rasa tahun 90-an. Yang kami bikin pun rasa 90-an. Kami berharap supaya paling nggak bisa mengembalikan atau mengobati sedikit (nostalgia), tapi jadi suara baru di era sekarang," kata Asisi.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads