Belakangan ini istilah Obsessive Compulsive Disorder (OCD) sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental sudah semakin tinggi.
Istilah OCD mungkin biasa dikenal dengan perasaan terganggu saat melihat suatu barang yang tidak berada di tempat sebagaimana mestinya. Akan tetapi, OCD bukan hanya itu loh, Ton! Yuk simak penjelasan berikut!
Apa itu OCD?
OCD merupakan salah satu bentuk gangguan mental yang menyebabkan individu melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Tindakan tersebut tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh penderitanya, dan ketika tidak dilakukan, penderita merasa cemas dan gelisah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OCD seringkali memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang dan merupakan masalah kesehatan mental yang serius.
Contohnya, seseorang dengan OCD mungkin memiliki obsesi terhadap kebersihan dan kesehatan. Mereka mungkin merasa takut terhadap kontaminasi bakteri dan kuman, sehingga terdorong untuk mencuci tangan secara berulang-ulang dalam satu hari.
Meskipun tahu bahwa tindakan ini tidak rasional, mereka tetap merasa terpaksa melakukannya untuk meredakan kecemasan mereka. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan stres yang signifikan bagi penderita OCD.
Faktor Penyebab
OCD dapat memengaruhi siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa. Meskipun penyebab pastinya masih belum diketahui dengan pasti, ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu terjadinya OCD.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
• Faktor genetik atau keturunan,
• Pengaruh lingkungan sekitar,
• Ketidakseimbangan senyawa kimia di dalam otak seperti norepinefrin dan serotonin,
• Gangguan emosi,
• Trauma.
Gejala-gejalanya
Gejala OCD umumnya terbagi menjadi dua aspek, yaitu:
• obsesi
• kompulsif
Pada aspek obsesi, penderita OCD seringkali didorong oleh pikiran yang tidak diinginkan dan dapat menyebabkan kecemasan jika tindakan tersebut tidak dilakukan.
Contoh dari perilaku obsesif termasuk kecemasan berlebihan terhadap kontaminasi kuman atau virus, kesulitan dalam menghadapi ketidakpastian, perilaku agresif secara umum, dan keinginan untuk menata barang dengan sempurna dan simetris.
Di sisi lain, pada aspek kompulsif, tindakan yang dilakukan oleh penderita OCD seringkali berulang dan bertujuan untuk mengurangi kecemasan yang timbul akibat obsesi mereka. Tindakan kompulsif ini sering kali tidak masuk akal dan dilakukan secara berulang-ulang.
Contoh dari perilaku kompulsif termasuk mencuci tangan secara berulang dan berlebihan, mengatur barang atau benda dengan simetris, memeriksa pintu yang sudah dikunci berulang kali, mengulang kata-kata tertentu saat berbicara, dan menghitung suatu hal secara berulang untuk memastikan polanya sesuai.
Obsessive Compulsive Disorder bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya dan memerlukan perawatan yang tepat, seperti terapi perilaku kognitif atau pengobatan medis, untuk membantu mengelola gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Pengobatan OCD
Penting untuk diingat bahwa OCD bukan sekadar kebiasaan berlebihan atau kecenderungan perfeksionis. Ini adalah gangguan mental yang memengaruhi fungsi otak dan mengakibatkan individu terperangkap dalam siklus obsesi dan kompulsi yang tidak produktif.
Perawatan yang tepat, seperti terapi perilaku kognitif atau pengobatan medis, seringkali diperlukan untuk membantu individu mengelola gejala OCD dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Meskipun OCD tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, ada beberapa terapi yang dapat membantu mengurangi gejala gangguan ini. Dokter biasanya merekomendasikan terapi psikologis atau psikoterapi kepada pasien OCD.
• Psikoterapi
Psikoterapi ini dilakukan oleh psikiater dengan membimbing pasien untuk mengenali perasaan, pikiran, dan kondisi yang dialaminya. Sehingga pasien dapat mengembangkan perilaku positif dalam mengatasi masalah yang dihadapi.Salah satu jenis psikoterapi yang umum digunakan untuk mengobati OCD adalah terapi perilaku kognitif atau CBT.
• Pengobatan medis
Selain itu, pengobatan medis juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu. Antidepresan dan antipsikotik adalah beberapa jenis obat yang biasanya diresepkan untuk mengelola gejala OCD.
OCD merupakan salah satu gangguan mental yang dapat dikelola dengan baik melalui penanganan medis yang tepat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala yang mengarah pada OCD, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan psikiater atau spesialis kesehatan mental.
Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)