Bali terkenal dengan kebudayaannya, baik berupa material maupun nonmaterial yang cenderung bercorak Hindu Budha. Hal ini tidak terlepas dari adanya pengaruh kepercayaan Hindu yang telah lama melekat pada kehidupan masyarakat Bali dari dahulu hingga saat ini.
Di samping itu, pengaruh ini juga semakin diperkuat dengan keberadaan kerajaan-kerajaan Hindu yang pada akhirnya turut meninggalkan berbagai bukti sejarah.
Salah satu kerajaan yang berkembang di Bali pada masanya adalah Kerajaan Karangasem. Kerajaan ini merupakan kerajaan Hindu yang berdiri pada abad ke-17 di bagian timur Pulau Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Karangasem? Yuk simak informasi sejarah Kerajaan Karangasem beserta letak, peninggalan, raja, dan masa kejayaan yang dirangkum dari berbagai sumber.
Sejarah Kerajaan Karangasem
Keberadaan Kerajaan Karangasem di bawah dinasti Arya Batan Jeruk telah dibangun oleh I Gusti Pangeran Oka dan diresmikan pada 22 Juni 1611. Bersamaan dengan abiseka Ida Anglurah I Gusti Nyoman Karangasem. Adapun berikut rincian sejarahnya:
Β· Ida Anglurah Batan Jeruk, yang sebelumnya merupakan mahapatih Kerajaan Gelgel yang wafat di Desa Bungaya. Inilah mula dari segala penyebab terbentuknya Kerajaan Karangasem di bawah dinasti Arya Batan Jeruk.
Β· Kerajaan Karangasem, sebelum berada di bawah dinasti Arya Batan Jeruk merupakan kerajaan yang dipimpin oleh Ida I Dewa Karang Amla.
Β· Setelah I Gusti Agung Arya Batan Jeruk wafat di bawah kekuasaan Ida I Dewa Karang Amla, ia meninggalkan seorang putra angkat bergelar I Gusti Agung Pangeran Oka dan seorang istri cantik jelita yang kemudian tinggal di Desa Budakeling, di pasraman Danghyang Astapaka.
Β· Suatu hari, janda I Gusti Agung Arya Batan Jeruk seperti biasa pergi ke pasar. Pada hari yang sama pula, Ida I Dewa Karang Amla juga melihat-lihat suasana pasar. Ketika bertemu di persimpangan jalan, Ida I Dewa Karang Amla lantas terkesima dengan kecantikan janda I Gusti Agung Arya Batan Jeruk hingga jatuh cinta.
Β· Tidak lama setelahnya, Ida I Dewa Karang Amla kemudian melamar janda I Gusti Agung Arya Batan Jeruk untuk diperistri. Lamaran diterima namun dengan prasyarat bahwa I Gusti Agung Pangeran Oka harus menjadi pewaris Kerajaan Karangasem, persyaratan itupun disetujuinya.
Β· Perkawinan antara Ida I Dewa Karang Amla dengan janda I Gusti Agung Arya Batan Jeruk akhirnya terjadi. I Gusti Agung Pangeran Oka, juga akhirnya ikut diboyong ke Desa Balepunduk (Desa Selagumi) tempat Ida Anglurah Karang Amla mengendalikan pemerintahan kerajaan Karangasem pada waktu itu.
Β· Setelah waktunya tiba, I Gusti Agung Pangeran Oka ditetapkan sebagai raja menggantikan Ida I Dewa Karang Amla. Namun, karena lebih suka melaksanakan kegiatan spiritual bersama Dang Hyang Astapaka penetapan sebagai raja itu pun ditolaknya. Kekuasaan kerajaan akhirnya diserahkan kepada putra atau cucunya.
Letak Kerajaan Karangasem
Pusat pemerintahan Kerajaan Karangasem terletak di wilayah kaki Gunung Agung yang berada di bagian timur Pulau Bali. Adapun saat ini, wilayah tersebut telah menjadi Kota Amlapura yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Karangasem.
Peninggalan Kerajaan Karangasem
Sejak berdiri hingga pada keruntuhannya, Kerajaan Karangasem telah membangun dan meninggalkan beberapa bangunan bersejarah yang masih ada dan terawat hingga kini. Bangunan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Puri Agung Karangasem
![]() |
Terletak di pusat Kota Amlapura, bangunan ini didirikan pada abad ke-19 M oleh Anak Agung Gede Jelantik yang merupakan Raja Karangasem I. Adapun puri ini memiliki 3 bagian area yang difungsikan untuk keperluan yang berbeda-beda.
- Pada bagian depan puri disebut dengan "bencingah" yang merupakan tempat diadakannya pertunjukkan kesenian tradisional.
- Pada bagian tengah puri disebut dengan "jaba tengah" yang difungsikan sebagai kebun.
- Pada bagian dalam puri disebut dengan "maskerdam" yang difungsikan sebagai bangunan utama yang adalah istana raja.
- Pada bagian belakang maskerdam disebut dengan "london" yang difungsikan sebagai tempat tinggal keluarga raja.
- Pada bagian depan maskerdam disebut dengan "Bale Pemandesan" yang difungsikan sebagai tempat upacara potong gigi (mapandes) atau tempat penyimpanan jenazah sebelum di pelebon.
- Pada bagian depan bale pemandesan disebut "Bale Pawedaan" atau "Bale Lunjuk" yang difungsikan sebagai tempat pendeta melakukan pemujaan dan persembahyangan saat upacara agama.
- Pada bagian tengah kolam disebut "Bale Kambang" atau Gili yang difungsikan sebagai tempat pertemuan keluarga besar puri dan tempat latihan menari.
2. Taman Air Tirta Gangga
![]() |
Tempat ini pada masa kerajaan merupakan taman air milik Kerajaan Karangasem yang didirikan oleh Raja Karangasem yakni Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem Agung pada tahun 1946. Nama Tirtha Gangga berasal dari dua kata yakni "Tirta" yang bermakna air suci dan "Gangga" yang merupakan nama sebuah sungai suci di India.
3. Taman Soekasada Ujung (Taman Ujung Karangasem)
![]() |
Tempat ini merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Karangasem yang didirikan pada tahun 1909 oleh Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem yakni raja terakhir Kerajaan Karangasem. Pembangunan taman ini merupakan pengembangan dari Kolam Dirah yang dibangun pada 1901 yang mana pembangunannya melibatkan arsitek Belanda bernama Den Hentz dan arsitek Cina yang bernama Loto Ang.
Raja Kerajaan Karangasem
![]() |
Seperti halnya kerajaan pada umumnya, Kerajaan Karangasem dalam jangka waktu tertentu selalu mengalami pergantian kepemimpinan. Adapun beberapa nama-nama raja yang sempat memerintah di Kerajaan Karangasem, antara lain sebagai berikut.
1. I Gusti Oka (Pangeran Oka) 1556 (Belum Dewasa)-1615 (sumber lain menyebut sekitar tahun 1558-1615)
2. I Gusti Nyoman Karang 1611-1650 Karangasem I (sumber lain menyebut sekitar tahun 1615-1650)
3. I Gusti Anglurah Ketut Karang 1650-1680 Karangasem II
4. I Gusti Anglurah Wayan Karangasem 1680-1705 Karangasem III
5. I Gusti Anglurah Nengah Karangasem Idem Karangasem III
Masa Kejayaan Kerajaan Karangasem
Kejayaan Kerajaan Karangasem mengalami puncaknya pada masa pemerintahan Ratu Agung Gde Ngurah Karangasem (1870-1894) (Agung, 2001:17).
Kejayaan Kerajaan Karangasem terjadi pada masa setelah terbentuknya kerajaan ini di mana Kerajaan Karangasem melakukan perluasan wilayah kerajaan di Bali hingga Lombok.
Adapun di Bali, Kerajaan Karangasem melakukan invasi ke Buleleng dan Jembrana. Sedangkan di Lombok, Kerajaan Karangasem Berjaya hingga pada akhir abad ke-1915. Selanjutnya, setelah Puputan Jagaraga berakhir di Buleleng pada 1849, kekuasaan Kerajaan Karangasem di Buleleng dan Jembrana turut berakhir.
Demikianlah informasi mengenai sejarah, letak, peninggalan, raja, dan masa kejayaan Kerajaan Karangasem. Semoga informasi ini dapat berguna dan menambah wawasan Anda mengenai kerajaan-kerajaan yang ada di Bali.
Artikel ini ditulis oleh Ni Wayan Santi Ariani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)