Kerajaan Badung: Sejarah, Letak, Peninggalan, Raja, hingga Masa Kejayaan

Kerajaan Badung: Sejarah, Letak, Peninggalan, Raja, hingga Masa Kejayaan

Ni Wayan Santi Ariani - detikBali
Rabu, 08 Mei 2024 12:45 WIB
Puri Agung Denpasar, Kerajaan Badung. (Dok puriagungdenpasar.com)
Foto: Puri Agung Denpasar, Kerajaan Badung. (Dok puriagungdenpasar.com)
Denpasar -

Kerajaan Badung menjadi salah satu pusat dari kerajaan-kerajaan yang ada di Bali. Adapun keberadaan Kerajaan Badung inilah yang berkorelasi dengan terjadi perang puputan Badung pada zaman penjajahan Belanda di Bali.

Lantas bagaimana sejarah kerajaan Badung? Simak penjelasannya beserta letak, peninggalan, raja, dan masa kejayaan Kerajaan Badung.

Dikutip dari Buku "Puputan Badung 20 September 1906: Perjuangan Raja dan Rakyat Badung Melawan Kolonialisme Belanda" oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI dan beberapa jurnal lainnya, berikut sejarah, letak, peninggalan, raja, dan masa kejayaan Kerajaan Badung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Kerajaan Badung

Berdirinya Kerajaan Badung bermula pada 1343, ketika Majapahit berkuasa di Bali dan berpusat di Samprangan dengan penguasanya, Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan, yang memiliki putra mahkota bernama I Dewa Anom Pemayun. Dikemudian hari, karena suatu peristiwa, oleh Dalem diubah namanya menjadi Sira Arya Benculuk Tegeh Kori.

Menurut cerita rakyat, Sira Arya Benculuk Tegeh Kori melakukan perjalanan panjang menuju Pura Ulun Danu Batur dan memohon kepada Ida Betari Ulun Danu Batur untuk diberikan panugrahan (berkat/hikmat) agar kelak menjadi seseorang yang berwibawa dan dihargai oleh rakyatnya.

ADVERTISEMENT

Doa Sira Arya Benculuk Tegeh Kori akhirnya dikabulkan oleh Ida Betari Batur, dan meminta Sira Arya Benculuk Tegeh Kori agar pergi ke barat daya (Gumi Badeng) tepatnya di Tonjaya, sebuah wilayah yang ditempati oleh Ki Bendesa bersama para saudaranya Ki Pasek Kabayan, Ki Ngukuhin, dan Ki Tangkas.

Atas prakarsa Ki Bendesa dan saudara-saudaranya, diputuskan melalui musyawarah bahwa Sira Arya Benculuk Tegeh Kori diangkat menjadi penguasa di daerah tersebut.

Setelah itu, bersama warganya, Ki Bendesa membangun istana untuk Sira Arya Benculuk Tegeh Kori yang diberi nama Puri Benculuk dan menetapkan nama wilayah kekuasaannya menjadi Badung yang berasal dari kata Badeng, sesuai dengan titah Ida Bhatari Batur yakni "Tonja Yang Jakang Wana Badeng".

Sira Arya Benculuk Tegeh Kori lantas menghadap penguasa Bali, Dalem Sri AJi Kresna Kepakisan, yang bertahta di Samprangan untuk melaporkan bahwa ia telah diangkat menjadi penguasa Badung pertama dan oleh Dalem, diberi gelar Dalem Benculuk Tegeh Kori.

Pada masa selanjutnya, para penguasa Badung sebagai bawahan dari Kerajaan Gelgel juga membangun Puri Ksatriya dan Puri Tegal Agung. Masa Pemerintahan para keturunan Tegeh Kori ini diperkirakan berlangsung pada 1360-1750.

Letak Kerajaan Badung

Kerajaan Badung terletak pada bagian selatan Pulau Bali. Adapun pusat pemerintahan tepat berada di wilayah Puri Agung Denpasar sampai akhirnya pasukan Belanda mengalahkan Kerajaan Badung melalui Perang Puputan Badung pada 1906.

Peninggalan Kerajaan Badung

Kerajaan Badung memiliki beberapa peninggalan sejarah yang masih ada dan terjaga hingga saat ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Puri Agung Denpasar

Puri Agung Denpasar merupakan bangunan keraton peninggalan raja-raja Bali khususnya kerajaan di daerah Bali selatan. Puri ini sempat dijadikan lokasi pusat pemerintahan Kerajaan Badung sebelum akhirnya dikuasai oleh Pasukan Belanda karena kekalahan Kerajaan Badung pada Perang Puputan Badung tahun 1906.

Setelah dikuasai Belanda, Puri Agung Denpasar digunakan sebagai Rumah Jabatan Asisten Residen Belanda untuk daerah Bali selatan. Kemudian setelah Indonesia mereka, lokasi ini diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dialihfungsikan sebagai Rumah Jabatan Gubernur Bali hingga saat ini.

Nama-Nama Raja Kerajaan Badung

Dikutip dari laman resmi Puri Agung Denpasar, berikut merupakan daftar raja-raja Kerajaan Badung dari awal berdiri hingga saat ini, antara lain:

Puri Kertalangu (daerah Tohpati sekarang)

# Dinasti I Gusti Ngurah Pinatih

Puri Tegeh Kori (daerah Tegal)

# Dinasti Kyai Tegeh Kori


Puri Alang Badung ( 1645 sampai 1750 )

1. Kyayi Ketut Bendesa / Kyai Notor Wandira (masa kekuasaan Tegeh Kori)
2. Kyayi Gede Raka / Kyai Jambe Pule (Kerajaan Badung di bawah kendali Puri Alang Badung) / Raja Badung I
3. Kyai Jambe Merik / Raja Badung II
4. Kyai Jambe Ketewel / Raja Badung III
5. Kyai Jambe Tangkeban Raja Badung IV
Puri Jambe Ksatria ( 1750 - 1788)
1. Kyai Jambe Aji ( Kyai Jambe Aeng ) / Raja Badung V
2. Kyai Jambe Ksatria / Raja Badung VI
3. Kyai Ngurah Made (I Gusti Ngurah made Pemecutan) / Raja Badung VII

Puri Agung Denpasar (1788 - Sekarang)

1. I Gusti Ngurah Made Pemecutan / Raja Badung VII / Raja Denpasar I ( 1779 - 1813 )
2. I Gusti Gede Ngurah Pemecutan / Raja Denpasar II ( 1813 - 1817 )
3. I Gusti Made Ngurah Pemecutan / Raja Denpasar III ( 1817 - 1829 )
4. I Gusti Gede Ngurah Pemecutan / Raja Denpasar IV ( 1829 - 1848 )
5. I Gusti Alit Ngurah Pemecutan / Raja Denpasar V ( 1848 - 1902 )
6. I Gusti Ngurah Made Agung / Raja Denpasar VI ( 1902 - 1906 ) [Puputan Badung]
7. Tjokorda Alit Ngurah / Raja Denpasar VII ( 1929 - 1947 ) [masa penjajahan]
8. Tjokorda Ngurah Agung / Raja Denpasar VIII [awal kedaulatan NKRI]
9. Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan / Raja Denpasar IX ( 2005 - 2023) [jaman modern]
10. Dr. Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama, ST.,M.Si (Ida Pengelingsir Agung Putra Jambe Pemecutan), Pengelingsir Puri Agung Denpasar X. ( 2023 - sekarang )

Masa Kejayaan Kerajaan Badung

Kejayaan Kerajaan Badung terjadi pada masa kepemimpinan Gusti Ngurah Kesiman sebagai raja Badung. Setelah dinobatkan sebagai raja, ia kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke pusat kerajaan Badung di Denpasar.

Perpindahan itu dilakukan setelah mendapat pesan berulang-ulang dari anggota Pesamuan Agung. Seperti raja Badung sebelumnya pula, Gusti Ngurah

Kesiman berambisi menguasai seluruh Bali. Untuk melaksanakan cita-citanya, ia mulai mengintensifkan hubungannya dengan Belanda sehingga pada masa pemerintahan Badung paling banyak berhubungan dengan pemerintah Belanda, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang ekonomi.

Adapun hubungan yang dilakukan dengan Belanda itu berhasil membuatnya memanfaatkan potensi-potensi kerajaan Badung yang ada sehingga pada masa pemerintahan Gusti Ngurah Kesiman, Kerajaan Badung mencapai puncak kemajuannya yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang perdagangan.

Dengan kemajuan perdagangannya, pendapatan kerajaan Badung meningkat sehingga dengan peningkatan dalam bidang ekonomi meningkat pula dalam bidang lainnya.

Demikianlah informasi mengenai Kerajaan Badung meliputi sejarah, letak, peninggalan, raja dan masa kejayaannya. Semoga informasi ini dapat berguna bagi wawasan Anda mengenai sejarah kerajaan di Bali.

Artikel ini ditulis oleh Ni Wayan Santi Ariani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads