Puputan Klungkung 1908, Diulas Lengkap di 6 Koran Belanda

Puputan Klungkung 1908, Diulas Lengkap di 6 Koran Belanda

Putu Krista - detikBali
Senin, 29 Apr 2024 10:57 WIB
Koran terbitan Belanda yang mengulas perang Puputan Klungkung di Museum Semarajaya, Minggu (21/4/2024). (Putu Krista/detikBali)
Foto: Koran terbitan Belanda yang mengulas perang Puputan Klungkung di Museum Semarajaya, Minggu (21/4/2024). (Putu Krista/detikBali)
Klungkung -

28 April adalah hari bersejarah untuk Kabupaten Klungkung, Bali. Setiap 28 April diperingati sebagai Hari Puputan Klungkung.

Puputan Klungkung menjadi titik perlawanan besar-besaran, perang antara pribumi melawan penjajah Belanda. Kala itu dipimpin Raja Klungkung, Ida Dewa Agung Jambe, yang sudah dinobatkan menjadi pahlawan nasional pada November 2023.

Perlawanan itu pun mendapat sorotan media koran besar Belanda yang bermarkas di Batavia (Jakarta sekarang). Semua media itu berbahasa Belanda dan menjadi topik utama selama lebih dari sepekan. Surat kabar itu diselamatkan di Museum Semarajaya, yang dikelola Dinas Kebudayaan Klungkung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikBali, Minggu (21/4/2024), surat kabar itu berukuran lebih besar dari koran terbitan Indonesia. Isi surat kabar hanya berupa tulisan tanpa foto dengan layout layaknya sebuah buku.

Di museum ini, media yang berhasil menulis perang Puputan Klungkung adalah Bataviaasch Nieuwsblad, Java Bode, Deli Courant, Soerabaja Courant, Soerabaiaasch Handesblad, dan De Locomotief.

ADVERTISEMENT

Media-media ini memberitakan secara detail perselisihan antara Belanda dengan Kerajaan Klungkung. Perang tersebut diulas dari Maret hingga Mei 1908.
Bahkan perang Puputan Klungkung yang terjadi 28 April, keesokan harinya sudah tayang di Java Bode dengan headline " Het Verzet in Kloengkoeng" yang berarti 'Perlawanan di Kloengkoeng' (ejaan lama menyebut Klungkung).

Singkatnya, dalam tulisan itu disebutkan bahwa Klungkung sebagai negara merdeka, dengan posisi paling kuat di pantai selatan Bali. Penguasaanya menjalankan supremasi atas kerajaan-kerajaan lain yang berpemerintahan sendiri.

Dalam tulisannya, Java Bode menyayangkan adanya perselisihan antar panglima lapangan Belanda dengan Raja Ida Dewa Agoeng. Sehingga harus menelan pil pahit dengan terjadinya perang dan mengakibatkan banyak kematian kala itu.

Berita ini berkode penulis C.K, berdasarkan catatan koran itu adalah nama dari pemimpin redaksi Koran Java Bode, C.A. Kruseman dengan sumber berita ditulis melalui telegram.

Sementara surat kabar Bataviaasch Nieuwsblad sejak awal mengungkapkan bagaimana perdagangan opium yang mengakibatkan adanya perubahan perjanjian antar pemerintah perwakilan Belanda dengan Kerajaan Klungkung. Bataviaasch Nieuwsblad, secara khusus satu halaman koran mengulas opium, 21 April 1908, dengan judul berita "Lood Om Opium" artinya Memimpin Candu.

Disebutkan, bagaimana perselisihan monopoli gudang candu oleh perwakilan pemerintahan Belanda di Bali, yang merugikan pemerintahan Kerajaan Klungkung kala itu. Hingga gudang candu di Gelgel Klungkung dirusak dan dibakar oleh pihak kerajaan pada 16 April 1908. Akibatnya hari-hari itu penuh peperangan dan puncaknya 28 April 1908.

Koran terbitan Belanda yang mengulas perang Puputan Klungkung di Museum Semarajaya, Minggu (21/4/2024). (Putu Krista/detikBali)Koran terbitan Belanda yang mengulas perang Puputan Klungkung di Museum Semarajaya, Minggu (21/4/2024). (Putu Krista/detikBali)

Koran lain, Soerabaiasch Handelsblad pada halaman muka membuat peta khusus pertempuran Bali, yang dimuat 21 April 1908. Dengan peta perang ada di Klungkung, Gianyar, Badung, dan Tabanan.

Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung I Ketut Suadnyana mengatakan museum memiliki koran-koran asli yang menerbitkan sejarah lampau itu. Utamanya perang Puputan Klungkung tertulis jelas di semua koran yang dihimpun.

"Hampir sama penulisan dan isi beritanya memang ada perselisihan yang merugikan pihak kerajaan kala itu atas permasalahan candu alias opium, hingga ada perlawanan Bali, salah satunya timbul perang puputan," kata Suadnyana kepada detikBali, Minggu (21/4/2024).

Suadnyana mengatakan walaupun berbahasa Belanda, koran yang sudah dibuatkan dalam bentuk laminasi itu bisa dibaca menggunakan translate secara online. Sehingga pemahaman lebih jelas bagaimana dan penyebab terjadinya perang.

"Catatan ada, bukti sejarah berupa keris ada, bahkan Raja Ida Dewa Agung Jambe II yang gugur saat perang dikremasi dan abunya dibuang ke laut dengan dihanyutkan melalui Sungai Unda juga tertulis jelas. Sehingga beliau dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional," imbuh pejabat asal Antiga, Karangasem, ini.

Peringatan Hari Puputan, dengan Festival Semarapura

Untuk memperingati perang tersebut, setiap 28 April selalu diperingati Hari Puputan Klungkung dan HUT Kota Semarapura. Tahun 2024 adalah Hari Puputan

KLungkung ke-116 dan HUT Kota Semarapura ke-32.

Pada perayaan ini digelar Festival Semarapura keenam yang digelar selama empat hari, 28 April-1 Mei 2024. Terdapat pameran ekraf, UMKM, kuliner, fragmen tari, turnamen, dan berbagai kegiatan lain.




(nor/gsp)

Hide Ads