Rekayasa lalu lintas (lalin) bakal dilakukan di sejumlah ruas jalan saat World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. Penutupan jalan bersifat sementara dan hanya dilakukan pada ruas tertentu.
"Penutupan jalan terbatas tempatnya (hanya dilakukan di ruas jalan tertentu). Terbatas waktunya, hanya dalam hitungan menit," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra dalam konferensi pers persiapan Bali sebagai tuan rumah WWF ke-10 via YouTube, Selasa (7/5/2024).
Dewa Indra mengatakan penutupan jalan nantinya hanya untuk mengamankan pergerakan mobil para delegasi utama. Jalan yang ditutup akan dibuka lagi setelah mobil para delegasi utama melintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat juga akan diminta menghentikan aktivitasnya di ruas jalan yang akan dilalui para delegasi utama. Namun, Dewa Indra tidak menyebut ruas jalan mana saja yang akan dibuka dan ditutup.
"Supaya (pergerakan mobil) delegasi utama tidak ada halangan. Jika dibutuhkan, kami juga harus mengurangi aktivitas masyarakat di lapangan," kata Dewa Indra.
Dewa Indra memastikan penutupan jalan itu tidak akan dilakukan permanen. Menurutnya, mobilitas dan aktivitas masyarakat juga penting supaya perekonomian di Bali tetap berjalan.
Tidak hanya merekayasa lalin, gedung perkantoran dan sekolah di sepanjang jalan yang dilewati para delegasi juga diminta tutup. Para karyawan dan siswa diminta kerja atau belajar di rumah.
"Jika situasi di lapangan membutuhkan, di mana anak-anak sekolah itu harus belajar secara online maka pilihan itu akan kami ambil. Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Badung karena acara akan digelar di sana," kata Dewa Indra.
"Jika situasi membutuhkan agar masyarakat itu work from home, maka itu akan kami lakukan. Sekali lagi, sesuai dengan kebutuhan lapangan," imbuhnya.
Dewa Indra menjelaskan ada juga pengaturan tambahan terkait undangan dan tamu lain. Undangan dari Indonesia maupun pejabat daerah di Bali akan diminta datang ke lokasi acara lebih awal dari jadwal kedatangan para delegasi.
Menurut Dewa Indra, hal itu dilakukan untuk menghindari kemacetan di jalan raya. Terutama di jalan rute pergerakan para delegasi.
"Untuk undangan lokal dan pejabat daerah kami undang lebih awal dibanding delegasi. Supaya tidak ikut nimbrung di jalan. Supaya tidak ramai di jalanan. Baru, delegasi kami berangkatkan," tuturnya.
Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dinas Perhubungan Bali I Putu Sutaryana mengatakan akan ada pengaturan durasi waktu lampu lalu lintas selama acara berlangsung. Durasi waktu lampu hijau akan diatur lebih lama ketimbang lampu merah saat mobil delegasi akan melintas.
"Pengaturan ATCS (Area Traffic Control System/Sistem Kendali Lalu Lintas) tetap kami pantau 24 jam. Nanti kalau ada delegasi yang datang, lampu merahnya kami cepatkan (durasinya), lampu hijaunya kami panjangkan," kata Sutaryana.
Sutaryana juga tidak menyebut rute yang akan dilalui para delegasi. Menurutnya, rute sudah diambil alih polisi yang berkoordinasi dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Untuk diketahui, rute perjalanan para delegasi WWF ke-10 selama acara akan dimulai dari Bandara Internasional Ngurah Rai ke sejumlah tempat di Bali. Di antaranya ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, tempat melukat di Pura Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar, dan sejumlah tempat wisata lainnya.
(hsa/hsa)