Banyak dari kalangan selebriti yang termotivasi untuk melakukan diet dengan tujuan menurunkan berat badan mereka dengan menerapkan intermittent fasting diet. Selebriti tersebut adalah Deddy Corbuzier, Nagita Slavina, Melaney Ricardo, Tika Panggabean, hingga Beyonce.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan intermittent fasting? Mengapa begitu banyak selebriti yang melakukan diet tersebut? Simak uraian yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.
Pengertian Intermittent Fasting
Melansir dari laman Pusat Kesehatan Gizi Manusia Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (PKGM FK UGM), intermittent fasting adalah sebuah pola makan yang melibatkan konsumsi kalori yang sedikit atau bahkan tidak mengonsumsi makanan sama sekali selama jangka waktu tertentu dengan jadwal yang teratur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 4 Cara Membersihkan Usus Secara Alami |
Fokus utama dari intermittent fasting adalah pada waktu makan dan waktu berhenti makan, bukan pada jenis makanan yang harus dikurangi atau dikonsumsi. Konsep penerapan intermittent fasting mirip dengan puasa selama bulan Ramadan, di mana seseorang berpuasa selama sekitar 12 jam.
Keunggulan
Diet seringkali identik dengan kata mahal, hal ini karena bahan makanan yang dipilih biasanya cenderung lebih mahal daripada menu yang biasa kita masak setiap harinya. Berbeda dengan diet jenis ini, karena yang difokuskan adalah kapan waktu makan, maka diet jenis ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan diet jenis lain.
Di antaranya tidak perlu mempersiapkan hidangan istimewa yang mahal, Anda masih bisa mencampuradukkan berbagai menu makanan, dengan diet ini Anda bisa mengurangi asupan karbohidrat dan gluten hingga 65 persen.
Baca juga: 4 Cara Membersihkan Usus Secara Alami |
Metode
Waktu makan yang diterapkan pada intermittent fasting ini kerap disebut dengan jendela makan, biasanya ini dilakukan secara bertahap, terutama bagi pemula. Jendela makan yang biasanya dilakukan dengan jendela makan yang cukup panjang, dari mulai 8 jam, 6 jam, hingga 4 jam.
Di luar jendela makan, Anda hanya diperbolehkan mengkonsumsi asupan dengan nol kalori, atau biasanya hanya air putih atau kopi hitam tanpa gula.
Di samping itu, intermittent fasting ini sendiri memiliki beberapa metode yang dapat diterapkan, dari mulai yang mudah hingga ekstrem.
Pada metode ini, seseorang berpuasa selama 24 jam dalam satu hari, dengan tetap diizinkan untuk minum. Setelah itu, pada hari berikutnya, mereka dapat kembali mengonsumsi makanan dan minuman seperti biasa dalam rentang waktu 24 jam.
Anda memiliki fleksibilitas untuk menentukan kapan akan menerapkan puasa selama seminggu, misalnya, menjalankan puasa selama satu hari penuh ini sebanyak 2 atau 3 kali dalam seminggu.
Selain itu pada metode lain yang mana Anda perlu berpuasa selama 36 jam atau hampir dua hari penuh. Setelah periode 36 jam tersebut, Anda dapat kembali mengonsumsi makanan seperti biasa. Penting untuk memperbanyak minum air selama berpuasa agar menghindari dehidrasi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, metode yang satu ini yang melibatkan berpuasa selama 20 jam dan hanya memberikan jendela waktu 4 jam untuk makan. Jika Anda memilih menjalani pola makan seperti ini, penting untuk tetap memperhatikan asupan makanan dengan menghindari makanan olahan dan yang tinggi kalori. Prioritaskan konsumsi makanan sehat yang kaya gizi.
Manfaat
Metode intermittent fasting memiliki berbagai manfaat, seperti Intermittent fasting memiliki manfaat yang signifikan. Seperti menurunkan kadar gula darah, mengurangi berat badan, menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan kolesterol, mengurangi frekuensi rasa lapar, meningkatkan metabolisme hingga 14 persen.
Lalu mengurangi kecenderungan terhadap makanan tinggi gula, mengurangi stres dan kecemasan, serta meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, praktik ini juga dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan menurunkan tekanan darah.
Meskipun begitu, perlu diingat, jenis diet ini tidak bisa dilakukan oleh semua kalangan, di antaranya oleh anak balita saat masa pertumbuhan, ibu hamil dan ibu menyusui. Selain itu diet ini juga tidak disarankan untuk para penderita beberapa penyakit khusus, seperti diabetes, anoreksia, bulimia, asam urat, dan hipoglikemia.
Jadi itu dia, Detikers. Dikarenakan setiap orang memiliki keperluan yang berbeda, maka penerapan diet juga harus disesuaikan.
Ada banyak sekali diet yang bisa diterapkan selain diet ini, maka jangan patah semangat jika diet yang satu ini tidak bisa kamu ikuti ya, Detikers!
Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)