Australia Ingatkan Ancaman Wabah DBD bagi Warganya yang Liburan ke Bali

Australia Ingatkan Ancaman Wabah DBD bagi Warganya yang Liburan ke Bali

Suci Risanti Rahmadania - detikBali
Selasa, 23 Apr 2024 13:13 WIB
ilustrasi demam berdarah
Foto: Ilustrasi demam berdarah. (iStockphoto)
Bali -

Otoritas Kesehatan Australia memperingatkan ancaman wabah demam berdarah dengue (DBD) bagi warganya yang berlibur ke Bali. Dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan infeksi DBD warga Australia yang baru kembali dari Bali.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia juga mengatakan kasus DBD paling umum terjadi selama musim hujan, yang biasanya berlangsung dari November hingga April.

"Cara terbaik untuk mencegah demam berdarah adalah dengan menghindari gigitan nyamuk," kata juru bicara tersebut, dikutip dari detikHealth.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah mendorong semua wisatawan untuk membaca saran perjalanan ke Indonesia di Smarttraveller sebelum mereka melakukan perjalanan, serta saran mengenai penyakit menular dan demam berdarah," imbuhnya.

Virus yang ditularkan oleh nyamuk ini banyak ditemukan di Bali, Jakarta, dan kota-kota besar lainnya. Jumlah kasus DBD di seluruh Indonesia bahkan naik nyaris tiga kali lipat dibanding tahun lalu.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, pada minggu ke-15 tahun ini jumlah kasus DBD mencapai 62.001 pasien. Sementara, pada minggu yang sama 2023, jumlah kasus DBD 'hanya' 22.551 kasus. Artinya, terjadi kenaikan hampir tiga kali lipat.

Seorang wanita di Queensland, Australia, menceritakan pengalamannya masuk rumah sakit di Ubud, Bali, setelah terkena penyakit DBD.

Selama 10 hari di Bali, turis tersebut mengaku tak melihat satu pun nyamuk atau digigit nyamuk. Akan tetapi, ia mendadak dinyatakan positif terkena DBD.

"Menahannya terbukti sulit. Suhu saya antara 39 Celsius dan 40 Celsius selama lebih dari 40 jam," katanya.

"Kelima kalinya ke Bali sampai sekarang belum ada drama. Syukurlah untuk asuransi. Saya akan tes darah setiap hari selama seminggu ke depan atau mungkin dua kali sehari," lanjutnya.

Di sisi lain, catatan Dinas Kesehatan Bangli, Bali, menyebut ada peningkatan kasus DBD pada 2024.

"Meskipun kasus DBD di Kabupaten Bangli mengalami peningkatan sebesar 65 persen dibandingkan posisi Maret 2023, namun bersyukur tidak ada pasien DBD yang meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Bangli I Nyoman Arsana.

Gejala DBD pada umumnya berupa demam mendadak, sakit kepala dan menggigil, pembengkakan kelenjar, mual dan muntah. Hal tersebut patut diwaspadai agar penanganan tidak terlambat.

Artikel ini sudah tayang di detikHealth, baca di sini




(hsa/gsp)

Hide Ads