.webp)
Konsulat Jenderal (Konjen) Australia dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berkolaborasi untuk mendorong wisatawan asing menghormati budaya, hukum, dan peraturan di Pulau Dewata. Yakni dengan mengampanyekan do's and don'ts kepada wisatawan asal Australia.
Konjen Australia di Bali, Jo Stevens, bertemu dengan Kepala Dinas Pariwisata Bali, Bapak Tjok Bagus Pemayun untuk membahas aturan do's and don'ts. Panduan tersebut nilai bertujuan untuk pariwisata yang aman dan menyenangkan.
"Saya mendorong semua warga Australia untuk menghormati budaya unik Bali dan mengikuti 'do's and don'ts', demi kunjungan yang aman dan menyenangkan," kata Stevens dalam siaran pers, Rabu (13/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stevens menyebut sebanyak 1,5 juta turis asal Australia berlibur ke Bali pada 2024. Dari jumlah tersebut, hanya sedikit yang memerlukan bantuan konsuler.
"Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar warga Australia menikmati liburan yang menyenangkan, aman, dan bebas masalah di Bali, yang mendukung budaya dan ekonomi setempat," tambahnya.
Di sisi lain, Konjen Australia juga mengampanyekan do's and don'ts melalui media sosial dan saran perjalanan daring Pemerintah Australia atau travel advice melalui Smartraveller.
Travel advice Australia ini mencakup informasi dari Pemprov Bali tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan wisatawan asing. Lalu memperingatkan warga Australia bahwa perilaku menyinggung yang tidak menghormati budaya, hukum, dan peraturan setempat dapat mengakibatkan hukuman pidana dan/atau deportasi.
"Saya senang bahwa Konsulat-Jenderal Australia di Bali sangat mendukung upaya Pemerintah Provinsi Bali untuk mendorong perilaku wisatawan yang hormat. Bali seperti rumah kedua bagi warga Australia dan kami mendorong semua wisatawan asing untuk menghormati budaya, hukum dan menjaga alam lingkungan Bali," kata Tjok Bagus Pemayun.
(nor/gsp)
