Menkes Buka Suara soal Turis Asing Terjangkit DBD Saat Berlibur di Bali

Denpasar

Menkes Buka Suara soal Turis Asing Terjangkit DBD Saat Berlibur di Bali

I Wayan Sui Suadnyana, Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Senin, 22 Apr 2024 16:18 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di UID Bali Campus, Denpasar, Senin (22/4/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Foto: Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di UID Bali Campus, Senin (22/4/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin buka suara perihal turis Australia yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) saat berkunjung di Bali. Hal itu juga turut disoroti oleh media asing, Dailymail, beberapa waktu lalu.

"Saya malah bilang kalau orang Australia kena (DBD) di Indonesia mungkin dia harusnya bersyukur karena rumah sakit (di sini) lebih ahli menangani DBD," sebut Budi di UID Bali Campus, Senin (22/4/2024).

Budi menyebut DBD merupakan penyakit yang dapat diobati serta tingkat kesembuhannya tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi memaparkan ada seorang direktur utama (dirut) perusahaan terbuka (tbk) terbesar di Indonesia yang terjangkit DBD. Dirut itu kemudian dikirim ke rumah sakit di Singapura, sayangnya tak bisa terselamatkan.

"Karena di sana tidak ada DBD. Dokternya tidak tahu gimana nge-treat DBD.Treat DBD itu ada art-nya juga, kapan trombositnya turun, mesti diapain, itu kan ada art-nya dan tergantung pengalaman. Indonesia karena banyak (kasus DBD) jadi, pengaruhnya (tingkat kesembuhan) tinggi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Budi, basic surveilans kasus DBD di setiap negara hampir sama, yakni mesti secepat mungkin melakukan identifikasi jika terjadinya penyakit baru yang disebabkan oleh virus dan dari segi alatnya pun memiliki kesamaan dengan negara lainnya.

Disinggung soal pemberian Dengvaxia untuk mengantisipasi kasus DBD, Budi menjelaskan pemberian vaksin akan diprioritaskan pada penanganan penyakit tuberkulosis (TBC). Sebab, angka kematian akibat TBC jauh lebih tinggi dibandingkan DBD.

"Sebenarnya DBD itu angka fatality rate-nya rendah. Jadi, kalau dibandingkan misalnya dengan TBC yang meninggal di Indonesia di atas 100 ribu (orang), DBD yang meninggal 400an. Jadi, kalau kami prioritaskan vaksin itu kasih ke TBC dulu dibandingkan DBD," imbuhnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra meminta agar persoalan turis Australia yang terjangkit DBD tidak terlalu didramatisasi. Menurutnya, kasus DBD dapat menjangkit siapapun dan yang terpenting untuk dilakukan adalah merespons DBD dengan cepat.

"Supaya kesehatannya segera dapat dipulihkan dan tidak lagi melakukan penularan atau infeksi lebih luas. Jadi, jangan didramatisasi karena sekali lagi dengue ini bisa mengenai siapa saja. Kewaspadaan itu yang paling penting, lingkungan kita jaga," sebutnya.

Menurutnya, dikarenakan kasus tersebut berkaitan dengan turis asing maka petugas di kesehatan akan melakukan respons cepat sehingga hal tersebut tak menjadi isu yang dapat mengganggu pariwisata Bali.

Dewa Indra mengatakan pihaknya hanya sebatas dapat memberikan imbauan soal pemberian vaksin dengvaxia kepada turis asing, namun tidak bisa mewajibkan.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads