Situasi mudik Lebaran dimanfaatkan warga Gilimanuk dengan berjualan aneka makanan dan minuman. Situasi macet di pos pelayanan terminal kargo Gilimanuk serta di wilayah Pelabuhan Gilimanuk dipadati pedagang asongan musiman.
Dari pantauan detikBali, pedagang musiman yang ada di terminal kargo Gilimanuk menjual berbagai macam dagangan seperti kopi, nasi bungkus, air mineral, hingga balon mainan. Tidak hanya di terminal kargo Gilimanuk, di wilayah Pelabuhan Gilimanuk juga memanfaatkan situasi arus mudik ini dengan menjajakan dagangannya.
Salah satu pedagang asongan musiman, Karti, mengaku berjualan asongan saat musim mudik saja. Ia memanfaatkan situasi ramai pemudik yang antre untuk masuk ke Pelabuhan Gilimanuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan berusia 55 tahun itu mengaku berjualan asongan sejak terminal kargo digunakan untuk kantong parkir.
"Jualan ya cuma mi instan, kopi, dan nasi bungkus. Lumayan untuk nambah bekal sebelum hari raya," ungkap wanita asal lingkungan Arum, Kelurahan Gilimanuk, ini kepada detikBali, Sabtu (6/4/2024).
Karti hanya berjualan asongan selama beberapa jam saja karena tidak kuat dengan kondisi terik matahari dan menunggu air panas dalam termos habis.
"Saya jualan hanya sebentar-sebentar, habis air panas dalam termos saja pulang istirahat. Pakai sambilan saja, mumpung libur juga," kata Karti.
![]() |
Sementara salah seorang pedagang asongan yang ada di dalam kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Wiwik (68), mengatakan ada peningkatan penjualan dari tahun-tahun sebelumnya saat COVID-19.
"Hari biasa itu paling dapat di bawah Rp 100 ribu, sekarang ini (arus mudik) bisa dapat Rp 300 bahkan ada yang sampai Rp 500 ribu," jelas wanita asal Lingkungan Jineng Agung, Kelurahan Gilimanuk, ini.
Wiwik juga hanya berjualan sebentar saat siang hari. Saat malam hari barulah ia berkeliling.
"Yang paling laku itu adalah kopi, mie instan dan rokok. Selain itu juga saya bawa nasi bungkus. Jika habis ambil ke rumah lagi," ujar wanita yang sudah berjualan asongan selama 20 tahun ini.
(nor/dpw)