Kans Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai PDIP Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, untuk kembali maju pada (Pemilihan Kelapa Daerah) Pilkada Bangli 2024 terbuka lebar. Jika merujuk pakem partai berlambang banteng itu, petahana kepala daerah biasanya lebih mulus mendapat tiket untuk bertarung kembali pada periode kedua.
"Kans bupati maju dua kali. Boleh dibilang, kondisi pasangan ini, sepertinya mudah-mudahan diberikan kesempatan (rekomendasi) maju untuk periode yang kedua," ujar Sedana Arta saat ditemui detikBali di kantornya, Kamis (4/4/2024).
Sedana Arta menjabat Bupati Bangli untuk periode pertama sebagai hasil Pilkada 2020. Ia berpasangan dengan Wayan Diar yang juga kader PDIP. Duet ini didukung oleh Partai Demokrat, Hanura, dan Gerindra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, Sedana Arta berujar, PDIP menjadi satu-satunya partai yang berpeluang mengusung bakal calon bupati-wakil bupati Bangli tanpa harus berkoalisi. Jika mengacu pada hasil distribusi kursi legislatif Pemilu 2024, PDIP sudah memenuhi syarat minimal 20 persen raihan kursi dari total kursi di DPRD Bangli.
"Dari total 30 kursi (DPRD), PDIP meraup 20 kursi. Meningkat empat kursi dari perolehan di Pemilu 2019. Jadi, PDIP satu-satunya yang mengusung calon sendiri, tanpa berkoalisi," imbuhnya.
Meski begitu, Sedana Arta menegaskan tetap berpegang pada mekanisme partai. Menurutnya, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu segera menggelar rapat untuk memantapkan calon-calon yang bakal bertarung pada pemilihan gubernur maupun bupati/walikota.
"Konstitusi di PDIP sudah jelas, ketua umum memegang hak prerogatif memberikan rekomendasi. Jadi kami tunggu keputusan Ibu Ketum (Megawati)," tegasnya.
Baca juga: Menunggu Lawan PDIP di Pilkada Bangli 2024 |
Di sisi lain, Sedana Arta mengaku tetap membuka ruang komunikasi dengan partai politik (parpol) lainnya. Namun, ia belum bisa memastikan kemungkinan berkoalisi dengan parpol lain atau tidak.
Ia lantas mencontohkan Pilkada 2020. Ketika itu, duet Sedana Arta-Wayan Diar diusung oleh PDIP, Demokrat, Hanura, dan Gerindra. Menurut dia, hubungan dengan semua partai di daerah terjalin baik meski koalisi di tingkat pusat berbeda.
"Bukan (rencana koalisi), tapi komunikasi dengan parpol atas arahan Ketua DPD Bali (Koster). Artinya prinsip terbuka, komunikasi dengan seluruh parpol yang ada di wilayah. Mungkin salah satunya bisa ke sana (koalisi)," tegas Arta.
(iws/iws)