Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberhentikan Nusron Wahid hingga Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) dari jabatan Ketua PBNU. Salah satu alasan pemberhentian dua tokoh NU itu karena kepengurusan mereka di partai politik.
Dilansir dari detikNews, pergantian kepengurusan antar waktu tersebut telah disahkan dengan terbitnya Surat Keputusan PBNU Nomor 01.c/A.II.04/11/2023 tentang Pengesahan Pergantian Antar Waktu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027. Surat ini dikeluarkan PBNU, Rabu, 15 November 2023.
Dalam surat tersebut, PBNU memberhentikan dengan hormat KH Muhammad Syakrim dan KH Muhammad Hatim Salman dari Mustasyar PBNU sisa masa khidmah 2022-2027. PBNU juga memberhentikan dengan hormat KH Subhan Makmun dari Rais PBNU masa khidmat 2022-2027, lalu H Nusron Wahid dan H Nasyirul Falah Amru dari Ketua PBNU sisa masa khidmat 2022-2027. Pemberhentian ini disertai ucapan terima kasih atas pengabdian mereka selama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, PBNU menetapkan KH Ubaidillah Ruhiat dan KH Muhib Aman Aly sebagai Rais Syuriyah PBNU sisa masa khidmah 2022-2027, KH Subhan Makmun yang semula menjabat Rais PBNU menjadi A'wan PBNU sisa masa khidmah 2022-2027, dan Prof Rumadi menjadi Ketua PBNU sisa masa khidmah 2022-2027.
Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menjelaskan alasan PBNU memberhentikan Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru dari jabatan Ketua PBNU. Gus Fahrur mengatakan pemberhentian tersebut sebagai bentuk penertiban rangkap jabatan di partai politik (parpol).
"Itu penertiban aturan saja, bukan soal pilpres tapi rangkap jabatan pengurus harian di partai politik," kata Gus Fahrur, Selasa (12/12/2023).
Menepis pemberhentian terkait Pilpres 2024, Gus Fahrur mengatakan aturan tak diperkenankan rangkap jabatan di parpol sudah lama. Nusron Wahid diketahui menjabat Kepala Bappilu Partai Golkar dan Gus Falah menjabat Sekum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDIP.
"Ini memang sudah ada aturan sejak lama. Bentuk komitmen khittah NU sebagai ormas keagamaan dan dakwah," ujarnya.
Keputusan memberhentikan Nusron Wahid dan Gus Falah, menurut Gus Fahrur, sebagai sikap tegas bahwa PBNU berada di tengah bersama umat.
"Ya. Agar pimpinan NU tidak terikat dengan partai politik manapun," imbuhnya.
(dpw/dpw)