Jutaan Telur Nyamuk Wolbachia Dihancurkan Seusai Penyebarannya Ditunda

Denpasar

Jutaan Telur Nyamuk Wolbachia Dihancurkan Seusai Penyebarannya Ditunda

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Rabu, 15 Nov 2023 08:33 WIB
Ember berisi telur nyamuk wolbachia di Bantul.
Ember berisi telur nyamuk wolbachia di Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Denpasar -

Penyebaran jutaan telur nyamuk wolbachia di Denpasar dan Buleleng ditunda. Padahal, semula telur nyamuk itu akan disebar di Denpasar pada Senin (13/11/2023) dan Buleleng pada Minggu (12/11/2023). Lantas bagaimana nasib telur nyamuk wolbachia yang batal dibagikan itu?

Chief of Partnership, Strategic Program, and Operation Save the Children Indonesia Erwin Simangunsong menuturkan telur nyamuk wolbachia yang disiapkan untuk disebar di Denpasar dan Buleleng dihancurkan. "Dengan penundaan yang terjadi, maka telur akan dihancurkan karena memiliki masa simpan yang singkat," tuturnya kepada detikBali, Rabu (15/11/2023).

Erwin menjelaskan semula telur nyamuk wolbachia akan dibagikan pada 22 ribu rumah tangga di Denpasar dan Buleleng. Penyebaran telur itu awalnya bakal dilakukan berkala selama 12-20 minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap minggunya, kami berencana untuk melepaskan sekitar sepuluh juta telur nyamuk yang membawa bakteri wolbachia. Karena hanya sekitar satu dari tiga telur yang akan menjadi nyamuk dewasa," papar Erwin.

Nantinya, Erwin melanjutkan, dari sejumlah telur yang diterima oleh satu rumah, hanya menjadi empat sampai lima nyamuk. Separuh nyamuk itu, bakal menjadi nyamuk jantan yang tidak menggigit manusia.

ADVERTISEMENT

"Bahkan, sebagian besar orang tidak akan pernah memperhatikan adanya peningkatan nyamuk yang dilepaskan," tutur Erwin.

Erwin menyadari masih ada kekhawatiran sejumlah pihak terkait penyebaran telur nyamuk wolbachia tersebut. Padahal, wolbachia merupakan bakteri alami yang ada pada populasi serangga sejak dulu dan tidak ada bukti bahwa penyebaran wolbachia membahayakan manusia, hewan, dan lingkungan.

"Metode ini juga bukan rekayasa genetika yang mengubah gen atau DNA nyamuk. Sehingga, tidak ada perubahan pada bentuk, sifat, dan ukuran dari nyamuk," tegas Erwin.

Erwin mengeklaim penyebaran nyamuk wolbachia di Yogyakarta ampuh menurunkan DBD hingga 77 persen. Pasien rawat inap akibat DBD juga turun 86 persen.

"Kami justru yakin penerapan wolbachia di Bali ini akan lebih menguntungkan pariwisata karena dapat meningkatkan keselamatan turis dan DBD di Bali juga bisa turun," kata Erwin.




(gsp/hsa)

Hide Ads